Kamis, 27 Juni 2019

SKI kelas 7 Khulafaur Rasyidin


SKI DI MTs KELAS VII TENTANG KHULAFAURRASYIDIN

KHULAFAURRASYIDIN

Khulafaurrosyidin merupakan gabungan dari dua kata yaitu khulafa dan Rosyidin. Menurut bahasa Khulafaadalah jamakdari kata khalifah artinya pengganti. Sedangkan Ar Rosyidiin  adalah jamak dari Ar Rosyid yang artinya orang yang mendapat petunjuk. Maka  khulafaurrosyidiin berarti para pengganti yang mendapat petunjuk.
khulafaurrosyidin memiliki pengertian para penganti dan penerus kepemimpinan Islam setelah wafat Rosulullah saw. Istilah khulafaurrosyidin diberikan kepada para shahabat yang yang terpilih menjadi pengganti Rosulullah saw setelah wafat dan bukan sebagai nabi atau Rosul. Masa khulafaurrosyidiin termasuk generasi terbaik setelah zamanRosulullah seperti hadits Nabi Muhammaad tentang sebaik-baik zaman.

Khulafaurrosyidin terdiri dari 4 khalifah, yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Ustman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib.
A. Profil Abu Bakar Ash Shidiq
Abu Bakar  adalah gelar yang diberikan setelah masuk Islam. Nama seblum Islam adalah Abdul Ka’bah. Nama aslinya Abdullah bin Abu Quhafah keturunan bani Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Kal Al Quraisy. Beliau lahir pada tahun ke-2 dari tahun gajah atau dua tahun lebih muda dari Nabi Muhammad saw.
Abu Bakar memiliki budi pekerti yang baik dan terpuji. Di kalangan bangsawan Qurasy, beliau dikenal dengan sosok yang ulet dan jujur. Beliau merupakan pedagang yang kaya raya. Beliau berdagang dengan jujur sehingga orang-orang tertarik untuk membeli barangnya. Sikap jujurnya hingga beliau mesuk terbawa Islam.
Sejak Usia muda, Abu Bakar memiliki ikatan persahabatan yang kuat dengan Nabi Muhammad saw. Ketika Nabi Muhammad diangkat menjadi nabi dan rosul dengan menerima wahyu pertama, Abu Bakar merupakan orang dewasa pertama masuk Islam.
Beliau mendapat gelar ash-shidiq atau orang jujur terpercaya karena beliau orang pertama mempercayai peristiwa perjalanan Nabi Muhammad  dari Mekkah ke Baitul Maqdis di Yerusalem, dilanjutkan dengan perjalann dari Baitul Maqdis ke sidrotulmuntaha dalam waktu semalam. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Sebagaimana ketika pagi hari setelah malam Isra Mi’raj, orang-orang kafir berkata kepadanya: ‘Teman kamu itu (Muhammad) mengaku-ngaku telah pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam’.
Beliau menjawab “ Jika ia berkata demikian, maka itu benar”
Allah Ta’ala pun menyebut beliau sebagai Ash Shiddiq:

وَالَّذِي جَآءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ {33}
dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.(QS. Az Zumar: 33)

Tafsiran para ulama tentang ayat ini, yang dimaksud “orang yang datang membawa kebenaran” (جَاء بِالصِّدْقِ) adalah Nabi Muhammad saw dan yang dimaksud “orang yang membenarkannya”  (صَدَّقَ بِهِ) adalah Abu Bakar RA.
Beliau juga dijuluki Ash Shiddiq karena beliau adalah lelaki pertama yang membenarkan dan beriman kepada Nabi Muhammad saw. Nabi saw  telah menamai beliau dengan Ash Shiddiq sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Bukhari:

عن أنس بن مالك رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم صعد أُحداً وأبو بكر وعمر وعثمان ، فرجف بهم فقال : اثبت أُحد ، فإنما عليك نبي وصديق وشهيدان
Artinya : “Dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan ‘Utsman. Gunung Uhud pun berguncang. Nabi lalu bersabda: ‘Diamlah Uhud, di atasmu ada Nabi, Ash Shiddiq (yaitu Abu Bakr) dan dua orang Syuhada’ (‘Umar dan ‘Utsman)”
Selama di Mekkah, Perannan beliau sangat besar untuk membantu Nabi Muhammad menyebarkan Islam. Lewat dakwah beliau, ada beberapa dari kalangan bangsawan Quraisy yang masuk Islam seperti Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, sa’ad bin Abi Qaqqash, Thalhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidillah bin Jarrah, Al Arqam bin Abi Al Arqam.
Abu Bakar menguarkan harta bendanya dengan tulus untuk membantu perjuangan dan kejayaan Islam. Beliau rela mengorbankan harta dan jiwanya untuk kepentingan penyebaran Islam dan membela Umat Islam.
Dalam salah satu riwayat Abu Bakar memiliki kekayaan sebesar 40.000 dirham. Tapi setelah masuk Islam kekayaan belaiu berkurang menjadi 5.000 dirham. Kaena sebagian besar hartanya beliau berikan kepada fakir miskin dan menolong perjuangan Islam.
Abu Bakar mendampingi Nabi Muhammad saw dalam suka dan duka. Beliau melindungi Nabi Muhammad saw dari ejekan dan rencana pembunuhan kafir Quraisy. Beliau selalu setia mendampingi nabi Muhammad saw dimanapun dan kapanpun.
Pada saat Nabi Muhammad sakit dan menjelang wafatnya Nabi Muhammad, Abu Bakar sering menggantikan nabi Muhammad saw menjadi Imam Shalat. Ketika Nabi Muhammad wafat, Kaum Anshar mengadakan musyawarah di Saqifah Bani Sa’ad. Mereka membicarakan sosok pemimpin yang akan menggantikan Nabi Muhammad saw. Mereka sepakat memilih Abu Bakar sebagai khalifah atau pengganti Nabi Muhammad.
Para Shahabat membaiat Abu Bakar Ash-Shidiq. Ali bin Abi Thalib terlambat membait Abu Bakar karena beliau sibuk mengurus jenazah Nabi Muhammad saw.
Abu bakar memimpin umat Islam selama 2 tahun.



Selamat belajar ...


SKI Kelas 7 rangkuman bab Bani Umayyah

SKI DI MTs KELAS VII RANGKUMAN BAB IV






Dinasti Bani Umayyah


Dinasti Bani Umayah berasal dari nama Umayah bin Abdi Syams bin Abdul Manaf, seorang pemimpin suku Quraisy di zaman Jahiliyah. Khalifah pertama yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan. Beliau masuk Islam ketika fahtul Makkah. Dia menjadi khalifah secara total setelah Hasan bin Abi Bin Abi Thalib menyerahkan khilafahnya. Beliau memindahkan ibukota Bani Umayah dari Madinah ke Syiria.



Masa Pemerintahnya, Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan memberlakukan sistem Monarki yaitu sistem kekuasaan turun menurun. Sistem ini mengadopsi dari sistem monarki di  Persia dan Bizantium. Sistem ini menghapus sistem Demokrasi. Muawiyah mengangkat anaknya, Yazid bin Muawiyah sebagai putra mahkotanya.



Dinasti Bani Umayah berkuasa selama 90 tahun dan dipimpin oleh 14 khalifah yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan, Yazid bin Muawiyah, Muawiyah bin Yazid, Marwan bin Hakam, Abdul Malik bin Marwan,  Walid bin Abdul Malik, Sulaiman bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Azis, Yazid bin Abdul Malik, Hiisyam bin Abdul Malik, Walid bin Yazid bin Abdul Malik, Yazid bin Walid bin Abdul Malik, Ibrahim bin Walid bin Abdul Malik, Marwan bin Muhammad bin Marwan.



Kemunduran Dinasti Bani Umayah karena Perang antara kelompok Arab Utara dan Arab selatan,  Ketidak puasan Islam non Arab, adanya konflik diawal berdiri Dinasti bani Umayah, sistem monarki yang tidak disetujui, hidup mewah para pejabat, dan munculnya gerakan keturunan Abbas bin Abdul Mutholib.



Umar bin Abdul Azis bernama lengkap Nama lengkapnya Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Al-Hakam bin Abu Al-Ash bin Umayyah bin Abd Syams bin Manaf. Lahir di Madinah tahun 61 H di masa Khalifah Yazid bin Muawiyah. Ayahnya, Abdul Azis adalah seorang gubernur. Ibunya adalah Laila binti Ashim bin Umar bin Khattab. Istrinya adalah fatimah binti Abdul Malik bin Marwan, Khalifah kelima bani Umayah.



beberapa kebijakan dalammasa pemerintahan Umar bin Abdul Azis antara lain menghapus cacian terhadap Ali bin Abi Thalib dan pengikutnya, mengembalikan harta yang bukan haknya, memecata pegawai yang tidak cakap dan menyelewengkan kekuasaannya, menghapus pengawal pribadi, memfokuskan pelayanan rakyat miskin, membangkitakna semangat keislaman, menterjemahkan buku-buku asing, mengirim para ulama dan pendakwah ke daerahd-aerah, menghapus bayaran jizyah bagi orang non muslim, dan memintah mengumpulkan hadits Nabi saw.



kepribadian Umar bin Abdul Azis adalah rasa taku kepada Allah, wara terhadap dunia, Zuhud dari kehidupan dunia, Tawadhu, adil dan sabar.









Semoga bermanfaat,

Semangat selalu belajarnya dan doa jangan lupa ..

Minggu, 05 Mei 2019

SKI KELAS 7 SEMESTER 1


BAB III
POLA DAKWAH NABI MUHAMMAD DI MAKKAH DAN MADINAH


ilustrasi perjalanan dakwah nabi Muhammad Saw.

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4.2 Memahami pola dakwah Nabi Muhammad di
Makkah dan Madinah
4.3 Menganalisis pola dakwah Nabi Muhammad di Makkah dan Madinah.



ppt bahan ajar


A. Permulaan Dakwah Nabi Muhammad saw
Nabi Muhammad diangkat sebagai nabi dan Rosul pada tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) ketika Usia beliau genap tahun. Beliau diangkat ketika sedang bertahanus di gua Hira, sebuah di Jabal Nur yang terletak beberapa kilometer sebelah utara kota Mekah. Pengangaktanya ditandai dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5.

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ {1} خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ {2} اقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ {3}
الَّذِي عَلَّمَ ابِالْقَلَمِ {4} عَلَّمَ اْلإِنسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ {5}

Artinya 1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589], 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an. Setelah itu, turun wahyu kedua yaitu Surah Al-Mudassir: 1-7.

يَاأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ {1} قُمْ فَأَنذِرْ {2} وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ {3} وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ {4} وَالرُّجْزَ
فَاهْجُرْ {5} وَلاَتَمْنُن تَسْتَكْثِرُ {6} وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ {7}

Artinya : 1. Hai orang yang berkemul (berselimut), 2. bangunlah, lalu berilah peringatan!, 3. dan Tuhanmu agungkanlah!, 4. dan pakaianmu bersihkanlah, 5. dan perbuatan dosa tinggalkanlah, 6. dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. 7. dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.
A. Dakwah rahasia (sirriyah)
Pada awal dakwahnya, nabi Muhammad menggunakan dakwah sirriyah dalam menyebarkan Islam. Nabi Muhammad melakukan dakwah sirri bukan karena takut melainkan strategi dakwah. Dimana Nabi mengantisipasi pengikut Nabi yang masih sedikit dan belum kuat. Sedangkan ancaman dan siksaan masyarakat kafir Quraisy masih kua dan status kota Mekkah sebagai pusat agama bangsa Arab. Disana terdapat para pengabdi ka’bah dan tiang sandaran bagi berhala dan patung-patung yang dianggap suci oleh seluruh bangsa Arab
Nabi Muhammad saw melakukan dakwah sirri dengan pendekatan personal. Hal ini disebabakan pendekatan personal memiliki keterkaitan batin serta interaksi emosional antara pengajak dan yang diajak. pendekatan personal ini Nabi SAW telah menggabungkan antara ikhtiar dan tawakal. Artinya nabi dalam berdakwah memperhatikan situasi dan kondisi yang ada.
Nabi Muhammad melaksanakan dakwah sirriyah selama 3 tahun. Pertama-tama, Nabi menawarkan Islam kepada orang-orang terdekat, keluarga besar serta shahabat-shahabat karib beliau. Mereka diajak untuk memeluk Islam. Dalam sejarah Islam dikenal sebagai as-Saabiquun al-Awwalluun (orang-orang yang paling dahulu dan pertama masuk Islam). Mereka adalah
1. Khadijah binti Khuwailid, Ummul Mukminin Isteri Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam,
2. Zaid bin Haritsah bin Syarahil, Maula (budak) beliau, al-Kalbi,
3. Ali bin Abi Thalib Sepupu beliau;
4. Abu Bakr ash-Shiddiq, Shahabat paling dekat beliau,.
Setelah memeluk Islam, Abu Bakr bersemangat dalam berdakwah mengajak orang-orang masuk Islam. Karakter Abu Bakar terkenal sebagai sosok laki-laki yang lembut, disenangi, dan berbudi baik. Para tokoh kaumnya selalu mengunjunginya dan sudah tidak asing dengan kepribadiannya karena kecerdasan, kesuksesan dalam berbisnis dan pergaulannya yang luwes. Melalui Dakwah beliau, beberapa shahabat masuk Islam yaitu :

1. ‘Utsman bin ‘Affana al-Umawi,
2. az-Zubair bin al-’Awam al-Asadi,
3. ‘Abdurrahman bin ‘Auf,
4. Sa’d bin Abi Waqqash az-Zuhriyan dan
5. Thalhah bin ‘Ubaidillah at-Timi.

Kemudian diikuti oleh Bilal bin Rabah al-Habasyi, Abu ‘Ubaidah; ‘Amir bin al-Jarrah yang berasal dari suku Bani al-Harits bin Fihr, Abu Salamah bin ‘Abdul Asad, al-Arqam bin Abil Arqam (keduanya berasal dari suku Makhzum), ‘Utsman bin Mazh’un – dan kedua saudaranya; Qudamah dan ‘Abdullah -, ‘Ubaidah bin al-Harits bin al-Muththalib bin ‘Abdu Manaf, Sa’id bin Zaid al-’Adawy dan isterinya;Fathimah binti al-Khaththab al-’Adawiyyah – saudara perempuan dari ‘Umar bin al-Khaththab -, Khabbab bin al-Arts, ‘Abdullah bin Mas’ud al-Hazaly serta banyak lagi selain mereka. Mereka itulah yang dinamakan as-Saabiquunal Awwaluun.
Mereka semua masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Mereka menyembunyikan keimanannya untuk menghindari ancaman dan siksaan Kafir Quraisy. Selain diuji oleh faktor eksternal, keimanan mereka diuji oleh faktor internal, yaitu ajaran-ajaran yang diterima Nabi bertentangan dengan kondisi yang ada dan diluar kemampuan otak manusia.
Seperti peristiwa isra miraj. Peristiwa perjalan nabi dari Masjidil haram ke baitul maqdis, dan diteruskan ke sudraotul muntahan dalam satu hari. Peristiwa yang tidak mungkin dilakukan pada waktu itu. Dimana kondisi fasilitas transportasi masih menggunakan unta atau kudan, belum tersedia alat transportasi modern seperti pesawat terbang.Abu bakar merupakan shahabat pertama yang mempercayai peristiwa tersebut, sehingga Abu bukar mendapat gelar Ash Shiddiq. Beliau mempercayai apapun diucapkan dan disampaikan oleh Nabi Muhammad saw. Pada peristiwa isra’ dan mi’raj, Nabi Muhammad saw mendapat perintah menegakan shalat 5 waktu.
Menurut Ibnu Hajar bahwa perintah shalat Termasuk wahyu pertama yang. Ibnu Hajar berkata:
“sebelum terjadinya Isra’, beliau Shallallâhu ‘alaihi wasallam secara qath’i pernah melakukan shalat, demikian pula dengan para shahabat akan tetapi yang diperselisihkan apakah ada shalat lain yang telah diwajibkan sebelum (diwajibkannya) shalat lima waktu ataukah tidak?. Ada pendapat yang mengatakan bahwa yang telah diwajibkan itu adalah shalat sebelum terbit dan terbenamnya matahari”.
Walaupun dakwah dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan bersifat personal, namun beritanya sudah kedengaran oleh kaum Quraisy. Hanya saja, mereka belum mempermasalahkannya karena nabi Muhammad belum menentang agama dan tuhan mereka. Sehingga nabi Muhammad dapat membangun jamaah Mukminin berlandaskan ukhuwwah (persaudaraan) dan ta’awun (solidaritas). Kemudian turunlah wahyu yang memerintahkan Nabi Muhammad untuk menyampaikan dakwah secara terang-terangan dan menentang kebatilan kaum quraisy dan menyerang berhala-berhala mereka
B. Dakwah Jahr
Ketika perintah dakwah terang-terangan turun, Nabi Muhammad mengundang Bani Hasyim dan beberapa orang Bani Al-Muthalib bin Al-Manaf. Nabi menyeru kepada kaumnya menyembah dan berserah diri kepada Allah. Namun semua kerabatnya menentang Rasulullah, hanya Abu Thaliblah yang tidak menantang. Dia tidak masuk Islam tapi dia mendukung dakwah Nabi Muhammad dan melindunginya dari gangguan kaum kafir Quraisy.
Setelah Nabi merasa yakin terhadap dukungan dan janji Abu Thalib untuk melindunginya dalam menyampaikan wahyu Allah, beliau berdiri diatas Shafa, lalu berseru :
“ Wahai semua orang!” maka semua orang berkupul memenuhi seruan beliau, lalu beliau mengajak mereka kepada tauhid dan iman kepada risalah beliau serta iman kepada hari akhirat.”
Dari yang hadir disitu, Abu Lahab angkat bicara “ Celakalah engkau untuk selama-lamanya, untuk inikah engkau mengumpulkan kami.” Lalu turun surat Al Lahab.
Sejak itulah, dakwah Nabi terdengar seluruh Mekkah, kemudian turun ayat surat Al Hijr 94 yang memerintahkan berdakwah secara terang-terangan.
فَاصْدَعْ بِمَاتُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ {94}
Artinya 94. Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
Kaum Quraisy merasa terganggun dengan dakwah Nabi, karena kepercayaan mereka mulai dipermasalahkan dan berhala-berhala mereka ditentangnya. Mereka mengakui sosok Nabi Muhammad sebagai orang yang jujur. Mereka berusaha menghentikan dakwahnya dengan cara mendekati pamannya, Abu Thalib. Mereka mengharapkan Abu Thalib bisa merayu Nabi Muhammad saw untuk menghentikan dakwanya. Tapi Abu thalib menolak permintaan mereka. Maka mereka pun pulang dengan tangan hampa sehingga Nabi bisa melanjutkan dakwah, menampakkan agama Allah dan menyeru kepadaNya.
Semenjak penolakan itu, kafir Quraisy berusaha menghentikan nabi dengan berbagai cara, antara lain menjelek-jelekkan ajaran Islam, membangkitkan keragu-raguan, menyebarkan anggapan-anggapan yang menyangsikan ajaran-ajaran beliau dan diri beliau, Melawan Al-Qur’an dengan dongeng orang-orang dahulu dan menyibukkan manusia dengan dongeng-dongeng itu, agar mereka meninggalkan Al-Qur’an, dan penyiksaan terhadap para pengikut nabi.
Kafir Quraisy berusaha menawarkan untuk mempertemukan Islam dan jahiliyah. Mereka akan mengikuti ajaran Nabi tanpa meninggalkan ajaran mereka, di lain pihak Nabi Muhammad saw dan pengikutinya mengikuti tata cara ibadah mereka tanpa meninggalkan ajaran Islam. Nabi Muhammada dengan tegas menolak penawaran mereka. Peristiwa tersebut diabadikan dalam surat al Kaafirun.
1. Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, 2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. 3. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. 4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, 5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. 6. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”
Nabi Muhammad mempertegas larangan adanya pencampuran ajaran Islam dengan ajaran Lain. Penolakan akan tawaran lunak oleh Nabi Muhammad saw, membuat kafir Quraisy semakin marah. Mereka melakukan pemboikotan (embargo) terhadap para pengikut Nabi Muhammad dan kaumnya Mereka menulis selembar kesepakatan pemutusan hubungan total dengan Bani Hasyim dan Bani Abdil-Muththalib. Pengumunan tersebut digantung di salah satu sudut Ka’bah. Adapun isi pengumuman adalah:
1. Barang siapa yang setuju dengan agama Muhammad, berbelas kasihan kepada salah seorang pengikutnya yang masuk Islam, atau memberi tempat singgah pada salah seorang dari mereka, maka ia dianggap sebagai kelompoknya dan diputuskan hubungan dengannya.
2. Tidak boleh menikah dengannya atau menikahkan dari mereka.
3. Tidak boleh berjual beli dengan mereka.
Nabi Muhammad saw bersama bani Hasyim dan Bani Mutholib hidup terisolir dan tinggal di lemabah Bani Hasyim. Kaum Quraisy semakin memperketat isolasinya kepada Nabi dan para shahabatnya sehingga mereka tidak memiliki bekal makanan. Kesulitan mereka sampai pada kondisi hanya makan dedaunan. Umat Islam tetap sabar dan tegar dari tekanan yang mencelakakan ini dengan terus mengharapkan pertolongan Allah.
Di tengah penderitaan inilah Allah swt. memberikan pertolongan dengan berbagai cara. Seperti Hisyam bin Amr, seorang kafir membawa untanya penuh makanan di malam hari ke Bani Hasyim dan Bani Muththalib. Begitu sampai di dekat lembah ia lepaskan kendali untanya. Ada juga orang-orang kafir bergabung di lembah Bani Hasyim dengan motivasi kesukuan dan kekerabatan. Embargo atau pemboikotan berlangsung selama tiga tahun.
Pada tahun ketiga, Hisyam bin Amr mengajak Zuhair bin Abi Umayyah bin Al Mughirah, untuk membatalkan pemboikotan tersebut. Mereka berdua mengajak 3 orang lagi yaitu, Muth’im bin Adiy, Abul Buhturiy bin Hisyam, dan Zam’ah bin Al-Aswad bin Al-Muththalib. Berlima bertemu malam hari di sebuah bukit di Mekah dan bersepakat untuk membatalkan pengumuman pembokiotan.
Dan ketika datang pagi hari mereka pergi ke tempat pertemuannya. Mereka menyatakan penolakan terhadap pemboikotan atau embargo yang dilakukan orang-orang Quraisy. Mereka ingin merobek pengumuman yang tergantung di sudut Kabah. Abu Jahal berusaha menghalangi mereka berlima. Dan Abu Thalib saat itu berada di salah satu sudut masjid menyaksikan pertarungan yang terjadi di antara mereka.
Kemudian Muth’im bin Adiy berdiri ke tempat ditempelkannya pengumuman itu untuk merobeknya, dan ternyata pengumuman itu sudah dimakan tanah kecuali kalimat ‘Bismikallahumma’ yang menjadikan kebiasaan orang Arab menulis surat. Setelah itu berakhir pemboikotan terhadap Nabi Muhammad saw dan pengikutnya.
Kafir Quraisy tetap menekan dan menyiksa para pengikut Nabi Muhammad saw. Hingga nabi Memerintahkan pengikutnya untuk hijrah dan keluar dari Mekkah.
C. Hijrah ke Habsyi
Penindasan dan penyiksaan Kafir Quraisy semakin keras, membuat Nabi Muhammad saw dan pengikutnya berpikir untuk menyelamatkan diri. Dalam kondisi tersebut tu¬runlah surah Az-Zumar, yang berisi perintah hijrah. Allah SWT ber¬firman:
قُلْ يَاعِبَادِ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَاحَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ {10}
Artinya 10. Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.
Nabi Muhammad saw. memerintahkan kaum muslimin agar hijrah ke Habasyah, karena raja Habasyah, Ashhimmah An-Najasyi, adalah seorang raja yang adil. Maka bulan Rajab tahun kelima ke¬nabi¬an, hijrahlah kelompok pertama terdiri dari dua belas orang laki-laki dan empat orang perempuan. Pemimpinnya Utsman bin Affan, yang hijrah bersama istri¬¬nya, Sayyidah Ruqayyah, putri Ra¬sul¬ullah SAW.
Dan Hijrah ke Habasyah terjadi dua kali. Ruqayyah kembali bersama suami¬nya, Utsman bin Affan bergabung dengan kelompok hijrah kedua.
Kafir Quraisy khawatir akibat dari hijrah Habasyah. Mereka takut Islam menyebar ke luar Mekkah dan nantinya mereka akan mendapat bantuan dan pertolongan dari luar Mekkah. Akhirnya kafir Quraisy mengirim dua orang utusan yang cerdas yaitu Abdullah bin Abi Rabi‘ah dan Amr bin Al-Ash bin Wail As-Sahmi. Mereka pun mengumpulkan hadiah-hadiah yang akan dibawa kedua¬nya untuk An-Najasyi. Me¬reka ingin merusak hubungan baik antara An-Najasyi dan orang-orang yang hijrah.
Dua orang utusan kaum Quraisy itu pergi ke Habasyah. Mereka menyerah¬kan ha¬diah¬nya kepada raja habasyah. Mereka me¬minta raja agar mengembalikan kepada mereka orang-orang yang me¬ning¬galkan agama mereka. Raja habasyah menolaknya dan sikapnya bahwa semua yang ada di tempatnya akan berada dalam per¬lindungannya dengan aman. Kedua utusan kembali ke Mekkah dengan tangan hampa dan memberitahu sikap raja Habasyah.
D. Misi ke Thaif
Pada tahun kesepuluh kenabian, Nabi Muhammad kehilangan dua orang yang dicintainya, yaitu Siti Khadijah, istrinya yang selalu bersamanya dalam menyebarkan Islam, dan Abu thalib, pamanya yang selalu melindungi dan membelanya dari ancaman kafir Quraisy. Tahun tersebut dinamai tahu kesedihan (“am Hujn).
Setelah meninggal keduanya, orang-orang kafir Quraisy semakin berani mengganggu dan menyakiti Nabi Muhammad saw. Melihat kondisi seperti itu, Nabi bersama Zaid berencana pergi ke Thaif, Wilayah yang berjarak sekitar 80 kilometer dari tanah Suci Makkah.
Ada beberapa alasan Nabi Muhammad memilih Thaif, antara lain
1. Thaif merupakan kota kedua setelah Mekah.
2. Di Thaid ada Bani Tsaqif, salah satu suku Arab yang paling kuat. jika Mereka memeluk Islam, maka akan menjadi kekuatan besar yang mendukung dakwah nabi.
3. Jarak Taif tidak jauh dari Mekah sehingga orang Islam dapat membantu menyebarkan Islam di Thaif dan Mekkah.
Nabi Muhammad saw. pergi ke Thaif untuk meminta bantuan serta perlindungan dari keluarganya yang berada di kota itu, yaitu Kinanah yang bergelar Abu Jalail dan Mas’ud yang bergelar Abu Kuhal serta Habib. Mereka adalah para pembesar dan penguasa di Thaif yang berasal dari keturunan Tsaqif.
Nabi Muhammad saw. berharap dakwahnya diterima oleh masyarakat Thaif. Akan tetapi harapan itu tidak menjadi kenyataan, karena mereka tidak mau memberikan perlindungan dan bantuan apapun kepada Nabi Muhammad saw. Mereka menolak membantu Nabi Muahammad karena mereka menghindari perselisihan dengan masyarakat Mekkah. Selain itu mereka telah terhasut oleh pengaruh Abu Jahal dan para pembesar kafir Quraisy yang memberitakan bahwa apa yang diajarkan Muhammad adalah kebohongan-kebohongan besar dan akan menyesatkan bangsa Arab.
Mereka mengusir nabi Muhammad dengan dilempari batu oleh pemuda Thaif. Nabi Muhammad mengalami luka parah akibat lemparan batu. Dengan pakaian yang berlumuran darah dan penuh luka, Nabi Muhammad meninggalkan Thaif, menghindari kejaran penduduk Thaif. beliau beristirahat di sisi kebun anggur milik dua bersaudara Uthbah dan Syaibah, anak Rabiah. Nabi Muhammad menengadahkan muka ke langit mengadukan nasib yang dideritanya kepada Allah dan berkata:
“اللَّهُمَّ إِلَيْكَ أَشْكُو ضَعْفَ قُوَّتِي، وَقِلَّةَ حِيلَتِي، وَهَوَانِي عَلَى النَّاسِ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ، أَنْتَ رَبُّ الْمُسْتَضْعَفِينَ وَأَنْتَ رَبِّي، إلى مَنْ تَكِلُنِي؟ إلى بَعِيدٍ يَتَجَهَّمُنِي؟ أَمْ إلى عَدُوٍّ مَلَّكْتَهُ أَمْرِي؟ إِنْ لَمْ يَكُنْ بِكَ غَضَبٌ عَلَيَّ فَلاَ أُبَالِي، وَلَكِنَّ عَافِيَتَكَ هِيَ أَوْسَعُ لِي، أَعُوذُ بِنُورِ وَجْهِكَ الَّذِي أَشْرَقَتْ لَهُ الظُّلُمَاتُ، وَصَلُحَ عَلَيْهِ أَمْرُ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ مِنْ أَنْ تُنْزِلَ بِي غَضَبَكَ أَوْ يَحِلَّ عَلَيَّ سَخَطُكَ، لَكَ الْعُتْبَى حَتَّى تَرْضَى، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ”.
“Ya, Allah kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku kurangnya kesanggupanku, dan kerendahan diriku berhadapan dengan manusia. Wahai Dzat Yang Maha Pengasih ladi Maha Penyayang. Engkaulah Pelindung bagi si lemah dan Engkau jualah pelindungku! Kepada siapa diriku hendak Engkau serahkan? Kepada orang jauh yang berwajah suram terhadapku, ataukah kepada musuh yang akan menguasai diriku?
Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka semua itu tak kuhiraukan, karena sungguh besar nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung pada sinar cahaya wajah-Mu, yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan di akherat dari murka-Mu yang hendak Engkau turunkan dan mempersalahkan diriku. Engkau berkenan. Sungguh tiada daya dan kekuatan apa pun selain atas perkenan-Mu.”
Lalu Rasulullah mengutus seorang lelaki dari Khuza’ah untuk menemui Muth’am bin Adi dan mengabarkan bahwa Rasulullah ingin masuk ke Mekkah dengan perlindungan darinya. Keinginan Rasulullah ini diterima oleh Muth’am sehingga akhirnya Rasulullah kembali memasuki Mekkah.
E. Perjanjian Aqabah
Pada tahun ke-12 kenabian, bertepatan dengan tahun 621 M, Nabi Muhammad saw. menemui rombongan haji dari Yatsrib. Rombongan haji tersebut berjumlah sekitar 12 orang. Nabi Muhammad saw. menyampaikan dakwahnya. Dakwah Nabi mendapat sambutan yang baik sehingga mereka menyatakan keislamannya di hadapan Nabi Muhammad saw. Mereka melakukan baiat kepada Nabi di salah satu bukit di kota Mekkah, yaitu bukit Aqabah. Maka baiat ini disebut dengan Bait ‘aqabah pertama, Adapun isi baiat adalah sebagai berikut:
1. Mereka menyatakan setia kepada Nabi Muhammad saw.
2. Mereka menyatakan rela berkurban harta dan jiwa.
3. Mereka bersedia ikut menyebarkan ajaran Islam yang dianutnya.
4. Mereka menyatakan tidak akan menyekutukan Allah swt.
5. Mereka menyatakan tidak akan membunuh.
6. Mereka menyatakan tidak akan melakukan kecurangan dan kedustaan.
Baiat pertama disebut bai’at wanita karena tidak meliputi perang dan perang tidak terjadi, kecuali setelah pembinaan pikiran dan akidah pada tiap orang. Strategi pengembangan Islam di Yastrib, Nabi Muhammad mengirim Mus’ab bin umair bergabung dengan rombongan yang pulang ke Ysrib. Tugas Mus’ab adalah untuk membantu penduduk Yatsrib yang telah menyatakan keislamannya dalam menyebarkan ajaran Islam di kota tersebut. Dia membacakan Al-Qur’an menjelaskan tentang Islam kepada mereka. Selanjutnya Mus’ah menjadi guru mengaji di Madinah dan imam dalam shalat, karena golongan Aus dan Khazraj membenci kalau salkh satu dari mereka rnenjadi imam.
Pada tahun ke-13 kenabian bertepatan dengan tahun 622 M, jamaah Yatsrib datang kembali ke kota Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Jamaah tersebut berjumlah sekitar 73 orang. Setibanya di kota Mekkah mereka menemui Nabi Muhammad saw. dan atas nama penduduk Yatsrib mereka menyampaikan pesan untuk disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. Pesan itu adalah berupa permintaan masyarakat Yatsrib agar Nabi Muhammad saw. bersedia datang ke kota mereka, memberikan penerangan tentang ajaran Islam dan sebagainya. Permohonan itu dikabulkan Nabi Muhammad saw. dan beliau menyatakan kesediaannya untuk datang dan berdakwah di sana. Untuk memperkuat kesepakatan itu, mereka mengadakan perjanjian kembali di bukit Aqabah. Karenanya, perjanjian ini di dalam sejarah Islam dikenal dengan sebutan Perjanjian Aqabah II.
Adapun Isi Perjanjian Aqabah kedua ini adalah:
1. Penduduk Yatsrib siap dan bersedia melindungi Nabi Muhammad saw.
2. Penduduk Yatsrib ikut berjuang dalam membela Islam dengan harta dan jiwa.
3. Penduduk Yatsrib ikut berusaha memajukan agama Islam dan menyiarkan kepada sanak saudara mereka.
4. Penduduk Yatsrib siap menerima segala resiko dan tantangan.
Setelah pelaksanaan Baiat, Nabi Muhammad saw. meminta 12 pemimpin sebagai naqib kepada kaum mereka, dalam rangka merealisasikan baiat. Komposisi 12 itu terdiri 9 orang dari Kabilah Khazraj, dan 3 dari kabilah Aus, mereka itu adalah:
Naqib-nabib kepada al-Khazraj
1. As’ad bin Zurarah bin Ads
2. Sa’d bin al-Rabi’ bin Amru
3. Abdullah bin Rawahah bin Tha’labah.
4. Rafi bin Malik bin al-Ajlan
5. Al-Bara’ bin Marur bin Sakhr
6. Abdullah bin Amru bin Hiram
7. Ubadah bin al-Samit bin Qais
8. Sa’d bin Ubbadah bin Dulaim
9. Al-Munzir bin Amru bin Khanis
Naqib-naqib kepada al-Aws
1. Usaid bin Hudhair bin Simak
2. Sa’d bin Khaithamah bin al-Harith
3. Rifa’ah bin Abd al-Munzir bin Zubair
Dengan itu Rasulullah menegaskan kepada mereka dengan sabdanya: “Kamu semua adalah penjamin sebagaimana golongan al-Hawariyun adalah penjamin kepada Isa bin Mariam dan aku adalah penjamin kepada umat ku” Jawab mereka sebulat suara dengan lafaz; “Ya”.
Dengan keputusan ini terbukalah di hadapan Nabi Muhammad saw. harapan baru untuk memperoleh kemenangan karena telah mendapat jaminan bantuan dan perlindungan dari masyarakat Yatsrib. Sebab itu pula, kemudian Nabi Muhammad saw. memerintahkan kepada sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke Yatsrib, karena di kota Mekkah mereka tidak dapat hidup tenang dan bebas dari gangguan, ancaman dan penyiksaan dari orang-orang kafir Quraisy.
Selain itu, ada beberapa faktor yang mendorong Nabi Muhammad saw. memilih Yatsrib sebagai tempat hijrah umat Islam. Faktor-faktornya antara lain:
1. Yatsrib adalah tempat yang paling dekat.
2. Sebelum diangkat menjadi nabi, beliau telah mempunyai hubungan baik dengan penduduk kota tersebut. Hubungan itu berupa ikatan persaudaraan karena kakek Nabi, Abdul Mutholib beristerikan orang Yatsrib. Di samping itu, ayahnya dimakamkan di sana.
3. Penduduk Yatsrib sudah dikenal Nabi karena kelembutan budi pekerti dan sifat-sifatnya yang baik.
4. Bagi diri Nabi sendiri, hijrah merupakan keharusan selain karena perintah Allah swt.
Dengan demikian, langkah-langkah strategis yang sangat menguntungkan bagi dakwah Islam telah dicanangkan. Beliau telah memiliki kesiapan yang sangat matang, selain karena telah mendapat dukungan dari penduduk Yatsrib, juga karena secara fisik dan mental beliau telah siap meninggalkan kota kelahirannya untuk meneruskan perjuangan dalam menegakkan kalimah tauhid.
B. Prioritas Dakwah Nabi Muhammad saw di Mekkah
Selama Nabi Muhammad di Mekkah, Prioritas dakwah pada masalah-masalah berikut:

1. Mengajarkan ketauhidan
Pada Masyarakat Arab Jahiliyyah terdapat suatu kepercayaan berbagai tuhan (Polypheisme), seperti penyembahan berhala, penyembahan bulan dan bintang, penyembahan jin, ruh, dan arwah nenek moyang, dan ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sementara itu, Islam datang dengan membawa ajaran tauhid, penyembahan hanya kepada Allah yang Maha Esa, tak beranak dan tak diperanankan. Begiru juga yang berkaitan dengan kebudayaan. Kebudayaan Arab pra Islam sangat dipengaruhi oleh mitologi dan ajaran-ajaran sesat lainnya, sedang Islam membawa peradaban atau kebudayaan baru berdasarkan petunjuk Allah dan Al-Qur’an.
Kondisi Masyarakat Mekkah yang menyembah berhala Nabi Muhammad saw mendapat tugas mengajak masyarakat Mekkah untuk menyembah Allah saw, Tuhan yang Maha Esa. Ajakan Nabi Muhammad saw bertentangan dengan kondisi masyarakat Mekkah yang menyembah berhala.

2. Menegaskan hari kiamat sebagai hari pembalasan
Masyarakat Arab pra Islam tidak percaya kepada hari kebangkitan, hari pembalasan, sampai ada diantara mereka bertanya-tanya, mana mungkin tualng berulang yang sudah hancur dapat dibangkitkan dan dihidupkan kembali. Padahal Islam mengajarkan dan meperingatkan kepada manusia, bahwa dunia dunia ini hanya sementara dan tempat yang abadi adalah akhirat.Nabi Muhammad memprioritaskan dakwahnya kepada ajakan untuk mempercayai adanya hari pembalas. Mereka perlu menjaga kehidupannya untuk selalu sesuai dengan aturan dan tuntutan Allah saw. Setiap kebaikan akan mendapat balasan kebaikan. Sebaliknya setiap kejahatan akan mendapat balasan yang setimpal.Nabi Muhammad berusaha menyakinkan para pengikutnya akan janji Allah bagi orang yang beriman.

3. Merubah prilaku jahiliyah.
Dalam tatanan kehidupan social masyarakat Arab pra Islam terdapat pada suatu tradisi yang melanggar etika (akhlak) dan hak asasi manusia: seperti perjudian, minum-minuman keras, perampok, perzinahan, dan perbuatan yang melangar hokum dan tantanan social masyarakat. Sementara Islam selalu mengajarkan perbuatan terpuji, seperti menolong sesama manusia, melarang melakukan fitnah, mengambil hak orang yang bukan miliknya sendiri, melarang mabuk-mabukan, melarang perzinahan, melarang penguburan bayi hidup-hidup, dan ajaran terpuji lainnya.
Kondisi masyarakat Mekkah yang terkenal dengan masa Jahiliyyah, bukan mereka bodoh dalam intelektual, tapi mereka bodoh dalam prilaku yang cenderung merusak tantanan sosial, dan tatatan pribadi. Mereka terbiasa melakukan judi, pembunuhan dan meminum hamar.
Nabi Muhammad secara bertahap merubah prilaku-prilaku mereka sehingga menjadi makhluk yang baik dan benar. Nabi Muhammad mencontohkan dalam kehidupannya sehari-hari. Nabi Muhammad sudah terkenal dengan Al Amin sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rosul. Masyarakat Mekkah mengakui akan kebaikan dan kejujuran Nabi Muhammad saw. Al Quran mengabadikan akhlak Nabi Muhammad dalam surat Al Qolam ayat 4.
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ {4}
Artinya 4. dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

4. Mengangkat dan melindungi hak asasi manusia
Didalam kehiduapan masyarakat Arab pra Islam terdapat tradisi perbudakan. Memperbudak atau menjual belikan budak seperti berdagang dagangan lainya. Dan perbuatan itu mereka lakukan tanpa penyesalan seolah tanpa dosa. Sedangkan menurut ajaran Islam manusia itu sama derajatnya, hanya takwa yang membedakan mereka. Kehadiran Islam justru untuk mengangkat martabat mereka yang tertindas seperti para dhuafa dan fakir miskin .Perbedaan inilah pada akhirnya membawa perbenturan dasyat antara masyarakat Arab kafir dan mukmin di tanah Arab, Mekah.
Selain itu, Status wanita dianggap sebagai aib keluarga. Kebiasaan membunuh dan mengubur anak wanita menjadi alat untuk menghilangkan aib keluarga. Islam mengangkat derajat wanita dalam posisi yang tinggi dan terhormat.
C. Respon Masyarakat Mekkah terhadap Dakwah Nabi Muhammad saw
Pada umumnya, orang kafir Quraisy tidak senang menerima kehadiran agama Islam di tengah-tengah kehidupan mereka. Para tokoh masyarakatnya mulai menyebarkan isu yang tidak benar mengenai ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw. sehingga banyak masyarakat yang terpengaruh oleh isu-isu yang menimbulkan fitnah tersebut.
Salah seorang tokoh masyarakat Quraisy yang selalu menghalangi gerakan dakwah Nabi Muhammad saw. adalah Abu Lahab. Ia mulai menghasut masyarakat Arab Quraisy supaya membenci Nabi Muhammad saw. dan Islam. Bahkan Abu Thalib, paman Nabi yang memelihara dan mengasuhnya sejak kecil juga dihasut untuk melarang Nabi Muhammad saw. agar tidak menyebarkan ajaran Islam. Ia mendapat ancaman dan dipaksa untuk memenuhi keinginan masyarakat Quraisy tersebut.
Ketika dakwah Rasulullah makin meluas, jumlah pengikutnya pun menjadi bertambah banyak, dan seruannya bahkan secara tegas mengecam penindasan terhadap kaum yang lemah, keserakahan, ketidakjujuran, ketidakadilan, kemusyrikan diantaranya dengan menyembah berhala. sehingga kaum Quraisy menjadi marah, karena merasa agama dan keyakinan mereka dipersoalkan. Mereka pun bangkit menentang dan berusaha untuk selalu merintangi dan menghalangi dakwah Nabi Muhammad saw
Pada suatu ketika, Abu Thalib membujuk Nabi Muhammad saw. agar bersedia menghentikan kegiatan dakwahnya karena banyak tokoh masyarakat kafir Quraisy yang mengancamnya bila ia tidak berhasil membujuk Nabi Muhammad saw. untuk menghentikan dakwahnya. Namun permohonan pamannya itu tidak dikabulkan, bahkan ia berkata tegas: “Wahai pamanku, demi Allah, sekiranya matahari diletakkan di sebelah kananku, dan bulan di sebelah kiriku supaya aku berhenti berdakwah, pasti aku tidak akan mau berhenti berdakwah sampai Allah memberiku kemenangan atau aku binasa dalam perjuangan.”
Mendengar perkataan dan tekad bulat Nabi Muhammad saw. untuk terus berjuang, Abu Thalib tidak bisa berbuat banyak kecuali menyerahkan sepenuhnya kepada Nabi Muhammad saw. Hanya saja ia berpesan agar waspada dalam menyebarkan dakwah Islam dan berusaha menghindari ancaman masyarakat Quraisy.
Orang-orang kafir Quraisy tidak berani berhadapan langsung dengan Nabi Muhammad saw. untuk memintanya agar meninggalkan kegiatan dakwah karena mereka masih memandang posisi sosial pamannya, yaitu Abu Thalib. Tetapi mereka berani mengambil tindakan terhadap keluarga dan para sahabat Nabi.
Melihat usaha pendekatan Abu Thalib gagal dan agama Islam terus memperoleh pengikut, Abu Jahal dan Abu Sufyan mendatangi Abu Thalib kembali sambil mengancam. Mereka berkata: “Hai Abu Thalib, kamu sudah tua, kamu harus mampu menjaga dirimu jangan membela Muhammad. Kalau hal itu dilakukan terus maka keluarga kita akan pecah.” Tetapi ancaman itu juga tidak berhasil. Hal itu disebabkan karena tekad kuat Nabi Muhammad saw. sudah bulat untuk terus melaksanakan dakwah Islam kepada masyarakat Mekkah meskipun ia harus bertaruh nyawa.
Gagal melakukan pendekatan melalui jalur kekeluargaan, akhirnya pemimpin masyarakat Quraisy lainnya menjumpai Abu Thalib untuk membujuknya agar bisa menghentikan dakwah kemenakannya itu. Kali ini bukan ancaman yang diberikan, melainkan tawaran. Ia menawarkan seorang pemuda tampan bernama Amrah Ibnu Walid yang usianya sebaya dengan Nabi Muhammad saw. Lalu mereka berkata: “Hai Abu Thalib, Muhammad saya tukarkan dengan pemuda ini. Peliharalah orang ini dan serahkan Muhammad kepada kami untuk kami bunuh.”
Mendengar ancaman dan tekanan itu, Abu Thalib menjawab dengan suara lantang: “Hai orang kasar, silakan dan berbuatlah sesukamu. Aku tidak takut!” Kemudian Abu Thalib mengundang keluarga Bani Hasyim untuk meminta bantuan dan menjaga Muhammad saw. dari ancaman dan penganiayaan kafir Quraisy.
Setelah gagal melakukan tekanan kepada Nabi Muhammad saw. dan Abu Thalib, pemimpin Quraisy mengutus Uthbah Ibnu Rabi’ah untuk membujuk Nabi Muhammad saw. agar menghentikan dakwahnya. Untuk itu, ia menawarkan beberapa pilihan kepada Nabi Muhammad saw. Lalu ia berkata: “Hai Muhammad, bila kamu menginginkan harta kekayaan, saya sanggup menyediakan untukmu. Bila kamu menginginkan pangkat yang tinggi, saya sanggup mengangkatmu menjadi raja, dan bila kamu menginginkan wanita cantik, saya sanggup mencarikannya untukmu. Tetapi dengan syarat kamu mau menghentikan kegiatan dakwahmu.”Mendengar tawaran itu, Nabi Muhammad saw. menolaknya dengan tegas. Lalu Nabi Muhammad membaca ayat-ayat al Qur’an. Uthbah tertunduk malu dan hati kecilnya membenarkan ajaran Nabi Muhammad saw. Kemudian ia kembali ke kaumnya dan menceritakan apa yang baru saja dialaminya. Kemudian ia menganjurkan kepada masyarakat Quraisy dan kawan-kawannya untuk menerima ajakan Muhammad saw.
Mereka yang tidak senang dengan ajakan Nabi Muhammad saw. terus berusaha mengganggu dan merintangi dakwah Nabi dengan berbagai cara, termasuk penyiksaan dan pembunuhan. Di antara sahabat Nabi Muhammad saw. yang mendapat siksaan dari kafir Quraisy adalah Bilal bin Rabah, Yasr, Amr bin Yasir, Sumaiyah (isteri Yasir), Khabbah bin Aris, Ummu Ubais, Zinnirah, Abu Fukaihah, Al-Nadyah, Amr bin Furairah, dan Hamamah. Mereka menerima siksaan di luar batas perikemanusiaan, misalnya dipukul, dicambuk, tidak diberi makan dan minum. Bilal dijemur di terik matahari dan ditindih batu besar. Isteri Yasir yang bernama Sumaiyah ditusuk dengan lembing sampai terpanggang.
Siksaan itu ternyata tidak hanya dialami oleh hamba sahaya dan orang-orang miskin, tetapi juga dialami oleh Abu Bakar ash-Shiddiq, Zubair bin Awwam. Namun siksaan yang dialami Abu Bakar ash-Shiddiq tidak berlangsung lama karena ia mendapat pertolongan dari sukunya yaitu Bani Taymi.Hambatan, gangguan, dan ancaman terus berlangsung dilakukan masyarakat kafir Quraisy terhadap umat Islam hingga akhirnya umat Islam diperintahkan oleh Nabi Muhammad saw. untuk hijrah ke Habsyi (Etheopia).
Hal penting yang dapat ditarik dari pelajaran di atas adalah bahwa apapun resiko yang akan dihadapi masyarakat muslim dalam berjuang menegakkan kebenaran dan penyiaran nilai-nilai keislaman, harus dihadapi dengan keteguhan jiwa, kesabaran, dan tawakal. Selain itu juga harus diupayakan cara-cara terbaik dalam menyebarkan ajaran Islam sehingga tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dapat berhasil dengan baik. Rasulullah saw. telah memberikan contoh yang baik. Beliau tetap tabah, sabar, tekun, dan berjiwa besar dalam menyebarkan ajaran Islam yang diterimanya. Beliau tidak terkecoh dalam kedudukan, pangkat, harta, dan wanita atau kehormatan duniawi lainnya.
Beberapa faktor yang menyebabkan mereka menolak keras ajaran Muhammad adalah;

1. Ketakuan kehilangan Kekuasaan
Kaum kafir Quraisy tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Di masa itu terjadi perebutan kekuasaan antar suku. Dengan mengikuti ajakan Muhammad mereka menganggap bahwa mereka mengakui kekuasaan Muhammad. Mereka menganggapbahwa dengan mengikuti ajaran Muhammad maka telah tunduk kepada Nabi Muhammad dan Bani Hasyim.

2. Hilangnya Status Sosial
Masyarakat Quraisy saat itu hidup dalam penggolongan-penggolongan status sosial atau kasta. Ada kaum majikan dan ada kaum budak. Budak yang dimiliki seseorang adalah golongan yang berkasta rendah. Mereka bisa diperjual belikan dan hak-haknya sebagai manusia tidak dihargai sama sekali.
Para pembesar Quraisy pada umumnya memiliki status sosial tinggi. Mereka keberatan jika status sosial mereka disamakan dengan yang lain. Sementara Islam mengajarkan kepada manusia untuk saling menghargai satu sama lain sebab derajat manusia adalah sama, yang membedakannya di sisi Allah hanyalah tingkat ketaqwaannya saja. Oleh karena itu kaum kafir Quraisy menentang ajaran Islam.

3. Hilangnya perdagangan patung
Orang kafir quraisy adalah masyarakat penyembah berhala. Membuat berhala merupakan mata pencaharian masyarakat ketika itu. Mereka membuat berhala Latta, Uzza, Manat dan Hubbal kemudian dijual kepada orang-orang yang mengunjungi kakbah yang nantinya dijadikan sesembahan.
Sementara itu Islam mengajarkan bahwa manusia hanya menyembah Allah semata dan tidak boleh menyembah selain Allah. Jika mereka mengikutiajaran Islam maka mereka khawatir kalau mata pencahariannya sebagai pembuat patung tersebut akan hilang.
D. Tantangan dan Rintangan
Ketika Rasulullah mulai melancarkan kegiatan dakwahnya secara terang-terangan di tengah-tengah tempat kafir Quraisy berkumpul, dan mengajak mereka untuk masuk Islam, bahkan beliau melakukan shalat di sisi Ka’bah. Orang-orang kafir yang tidak suka dengan ajaran Islam semakin membenci ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Lalu, kaum kafir Quraisy menghambat dan menghalangi dakwah Rasulullah melalui berbagai cara diantaranya:

1. Penghinaan, Ancaman dan Siksaan terhadap Rasulullah SAW
Rasulullah dihina sebagai orang gila, tukang sihir, anak celaka dan lain-lain dengan sebutan penghinaan. Suatu saat Rasul pernah dilempari kotoran domba, rumah beliau juga dilempari sampah dan kotoran. Untuk mencelakakan beliau, pernah diletakkan duri yang tajam di depan rumahnya, juga tindakan-tindakan lain yang sangat menyakitkan.
2. Penhinaan, Ancaman dan Siksaan terhadap Pengikut Rasulullah SAW
Misalnya penghinaan dan penyiksaan yang ditimpakan kepada Bilal oleh majikannya. Ia dijemur di tengah terik matahari sambil dilempari batu. Tidak puas, majikannya pun mencambuknya dan menimpakan batu yang besar di tubuh bilal. Bilal kemudian diselamatkan oleh Abu Bakar dengan cara dibelinya dari majikannya dengan harga yang sangat tinggi. Contoh lain penyiksaan keji yang dilakukan kafir Quraisy adalah siksaan yang ditimpakan kepada Ayah dan ibu Ammar bin Yasir, mereka dibunuh dan bahkan ditusuk jantungnya oleh Abu Jahal. Sahabat lainnya yang mendapatkan perlakuan sama adalah Zamirah yang matanya dicungkil hingga buta. Kekejian mereka juga menyebabkan Hibab terbelah tubuhnya karena ditarik oleh dua ekor unta yang berlawanan arah.
3. Bujukan Harta, Kedudukan dan Wanita
Langkah ini dilakukan oleh kafir Quraiys dengan mengutus Utbah bin Rabi’ah untuk membujuk Rasulullah SAW dengan harta dengan janji berapapun Nabi meminta maka akan diberikan. Bahkan mereka membujuknya untuk menjadikan Nabi sebagai raja dan diiming-imingi wanita-wanita yang tercantik di seluruh Arab asalkan Rasulullah menghentikan kegiatannya menyebarkan agama Islam. Namun semuanya ditolak oleh Rasulullah.
4. Membujuk Nabi untuk Bertukar Sesembahan
Kafir Quraiys menawarkan kepada Nabi untuk saling bertukar sesembahan. Dimana mereka meminta Nabi untuk menyembah tuhan Latta dan Uzza dalam beberapa hari, untuk kemudian mereka bersedia menyembah Allah. Namun usaha ini ditolak Nabi melalui firman Allah dalam QS. Al-Kafirun ayat 1-3.
5. Membujuk dan Memprovokasi Abu Thalib
Tindakan langsung terhadap Nabi selalu menghadapi kegagalan, maka kafir Quraisy mulai beralih untuk mempengaruhi dan membujuk paman Nabi (Abu Thalib) agar memerintahkan Nabi berhentik berdakwah. Mereka memprovokasi dengan memberikan ganti Rasulullah dengan seorang pemuda yang gagah dan ganteng, dengan syarat Abu Thalib tidak menghalangi mereka membunuh Nabi. Namun usaha mereka ditolak mentah-mentah oleh Abu Thalib. Provokasi lainya adalah membujuk Abu Thalib dengan pernyataan bahwa Nabi telah membawa ajaran yang bertentangan dengan ajaran para pendahulu dan nenek moyang bangsa Arab. Taktik ini juga gagal. Bahkan Nabi mengatakan: “Senadainya matahari di letakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, aku tidak akan berhenti menyampaikan dakwah sehingga berhasil atau aku mati karenanya”.
6. Memghasut Masyarakat Mekkah
Upaya lain yang dilakukan kafir Quraisy untuk merintangi dakwah Nabi adalah dengan memempengaruhi masyarakat Quraisy untuk tidak mendengarkan dakwah atau bacaan-bacaan al-Qur’an, karena disebutkan oleh mereka sebagai jampi-jampi yang membuat mereka tertenung. Selain itu, mereka juga mengancam untuk tidak segan-segan membuat mereka sengsara atau bahkan dibunuh jika mengikuti ajaran Nabi.

7. Pengasingan dan Pemboikotan Bani Hasyim dan Bani Muthallib
Upaya ini merupakan upaya yang sangat menyengsarakan kaum Muslimin. Kafir Quraisy melarang siapapun untuk berinteraksi dengan Bani Hasim dan Bani Mutahllib, melakukan transaksi jual beli, menikahi atau dinikahi, menengok yang sakit atau menolong mereka. Pemboikotan ini dituliskan dalam selembar pengemumuman yang ditempelkan di pintu gerbang masuk Ka’bah, sehingga semua orang tahu dengan ancaman berat bagi mereka yang melanggarnya.
8. Mempengaruhi Pimpinan Negara-negara Tetangga untuk Menolak Kehadiran Islam/Orang Islam.
Ini dilakukan misalnya ketika sebagian sahabat Nabi hijrah ke Habsy. Kafir Quraisy datang menghadap raja mereka yang beragama Nashrani dan menjelaskan tentang ajaran Islam dengan tidak benar. Namun, ketika dikonfrontir dengan umat Islam yang dijurubicarai Ja’far, akhirnya mereka kalah dan raja Habysi memberikan jamainan keamanan kepada umat Islam untuk hidup tentram di negaranya.
E. Modal kesuksesan Nabi Muhammad saw dalam berdakwah di Mekkah
Nabi Muhammad mengembangkan dakwahnya di Mekkah dengan segala tantangan dan ancaman dari Masyarakat Quraisy. Tantangan tersebut tidak mengahalangi beliau untuk menghentikan dakwanya. Perjuangannya terus dilakukan sehingga pengikutinya terus bertambah. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari karakter yang dimiliki oleh Nabi muhammad saw. . karakter tersebut antara lain:

1. Sabar.
Nabi Muhammad memiliki kesabaran dalam menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik dari keluarga maupun masyarakat Mekkah. Sikap sabar menjadi modal utama Nabi Muhammad untuk terus berdakwah dan tidak pernah putus asa.

2. Kegigihan dan keuletan
Nabi Muhammad saw memiliki kegigihan dan keuletan dalam menyebarkan Islam, baik kepada keluarga maupun masyarakat Mekkah. Kegigihan dan keuletan menghadapi segala rintangan yang dihadapi.

3. Berakidah yang benar dan kuat.
Karakter ini menjadi modal utama dalam dakwah nabi Muhammad. Beliau menyakini akan janji Allah swt. Beliau tidak pernah ragu akan janji Allah yang akan melindungi dakwanya.

4. Akhlak terpuji dan menjauhi kemunkaran
Nabi Muhammad saw sudah terkenal dengan :Al Amin” sebelum diangkat jadi Nabi dan Rosul. Masyarakat Quraisy sudah mengakui kebaikan dan kejujuran Nabi Muhammad saw. Sehingga ketika Nabi Muhammad saw diangkat jadi Nabi dan Rosul, semua orang tidak bisa menolak akan kebenaran dakwanya. Tapi karena kesombongan dan keangkuhan menjadi masyarakak Quraisy menolak dakwahnya.

5. Kesetaraan Derajat
Nabi Muhammad menjunjung tinggi persamaan derajat sesama manusia. Tidak ada perbedaan antara bangsawan dan budak, antara yang kaya dan miskin. Perbedaanya pada keimanannya. Karakter ini membuat semua.



Selamat belajar dan jangan lupa untuk berdoa...


SKI kelas 7 semester 1

BAB II
NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI RAHMAT BAGI ALAM SEMESTA, PEMBAWA KEDAMAIAN, KESEJAHTERAAN, DAN KEMAJUAN MASYARAKAT.



KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 
3.2 Memahami misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat.

A. Nabi Muhammad Sebagai Rahmat Bagi Semesta Alam
Misi utama Nabi Muhammad SAW adalah memperbaiki akhlak. Sebagaimana telah kita pahami bersama bahwa akhlak bangsa Arab pada saat sebelum kedatangan Islam, benar-benar dalam kondisi yang sangat kacau. Hukum dan keadilan hanya berlaku bagi mereka yang memiliki harta dan kekuasaan.
Figur Nabi Muhammad SAW adalah sebuah pribadi yang sangat menarik bagi setiap jiwa yang mau menilai dengan kebersihan hati dan kejernihan jiwa. Hal sebagaimana tergambar dalam Al-Quran surat Al-Imran, Q.S. 3; 159.Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
Masyarakat Arab yang hampir kehilangan pedoman hidup. Akidah mereka sudah menyimpang dari apa yang telah disampaikan dari nabi-nabi terdahulu, akhlak mereka hampir menyerupai tingkah laku binatang, moral mereka hancur akibat penyelewengan-penyelewengan akidah dan kelakuan mereka sendiri. Kebanyakan dari bangsa Arab Mekah waktu itu menyembah berhala yang sedikitpun tidak mampu memberikan manfaat pada mereka. Mereka tega membunuh anak perempuan mereka sendiri karena memiliki anak perempuan dianggap aib. Perzinaan menyebar luas, demikian juga perjudian dan mabuk-mabukan yang sudah mendarah daging dalam kebiasaan mereka sehari-hari.
Ditengah masyarakat yang demikian itulah, Allah SWT mengangkat Nabi Muhammad sebagai RasulNya untuk menjalankan misinya menyebarkan agama Islam. Membebaskan masyarakat Arab khususnya dan umumnya seluruh manusia dari kesesatan yang selama ini menyelimuti mereka. Ajaran yang dibawa beliau melalui wahyu Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an jika diamalkan dengan benar akan mendatangkan rahmat/kebaikan bagi manusia, hewan, tumbuhan, bahkan seluruh alam semesta.
Dalam tempo kurang lebih 23 tahun, nabi Muhammad SAW berhasil membuktikan diri sebagai pemimpin yang membawa rahmat/kebaikan bagi dunia ini.
B. Misi Nabi Muhammad Sebagai Pembawa Kedamaian dan Kesejahteraan
Nabi Muhammad tampil dengan kekuatan bimbingan wahyu dari Allah SWT. Rintangan dan cobaan datang silih berganti terutama diawal-awal beliau menjalankan misinya di Mekah. Banyak pengikut nabi banyak yang menjadi korban penyiksaan dan pembunuhan. Nabi dan para pengikutnya pernah diboikot perekonomiannya. Ancaman yang paling besar adalah persekongkolan penduduk Mekah yang dipimpin oleh Abu Lahab dan Abu Jahal untuk membunuh Nabi Muhammad SAW.
Setelah Nabi dan para sahabat hijrah ke Madinah, Islam berkembang lebih cepat dan mudah. Kemuliaan akhlak dan kebenaran syariat yang beliau sebarkan menjadi sebab bersatunya kaum muhajirin Mekah dan kaum anshar Madinah. Mereka hidup seperti layaknya saudara sekandung, saling membantu, tolong menolong, dan menghargai.
Muhammad saw.diangkat sebagai Nabi dan Rasul di kota Mekah. Namun karena keselamatan Nabi Muhammad saw.dan kaum muslimin di tempat ini terganggu, dan Nabi Muhammad saw.tidak dapat melaksanakan dakwahnya dengan baik, maka beliau dan kaum muslimin Mekah hijrah ke tempat yang aman dan dapat mendukung dakwahnya, yaitu Yatsrib (madinah).
Dalam waktu 2 bulan, hampir semua kaum muslimin telah meninggalkan mekah. Mereka menemani beliau sampai datang perintah Allah SWT.untuk menyusul kaum muslimin yang telah lebih dulu hijrah. Setelah kaum muslimin berada di Madinah, atas perintah Allah SWT., Nabi Muhammad saw.dan Abu Bakar hijrah ke Madinah.
Berbagai halangan dan rintangan menghadag perjalanan hijrah Nabi Muhammad saw.ke Madinah, seperti pengepungan rumah Nabi Mhammad saw.oleh kaum kafir Quraisy, pencarian terhadap Nabi saw.oleh suraqah bin Naufal. Akan tetapi, halangan da rintangan tersebut bisa beliau lewati atas pertolongan Allah SWT.
Pada tanggal 12 rabiul awal, than ke-13 dari kenabian, nabi Muhammad saw.dan abu bakar tiba di daerah Quba yang letaknya tidak jauh dari madinah. Beliau beristirahat selama 4 hari di rumah Kultsum bin Hamdan dari Suku Aus, sementara Abu Bakar tinggal di rumah Habib bin Asaf dari suku Khazraj.
Selanjutnya datang rombongan yang menyusul untuk hijrah ke Madinah yang di pimpin oleh Ali bin Abi Thalib. Mereka terdiri dari keluarga Nabi saw.dan Abu Bakar, seperti Fatimah, ummi kultsum, saudah, ummu aiman, usamah, aisyah, dan asma binti abu bakar. Selain itu, ikut pula beberapa kaum muslimin lainnya.
Sesampainya di Quba, nabi Muhammad saw. Dan kaum muslimin membangun masjid untuk melaksanakan ibadah. Masjid ini didirikan di atas tanah wakaf dari kultsum bin hamdan. Inilah masjid pertama yang di bangun oleh kaum muslimin. Setelah pembangunan masjid itu selesai, masjid itu di beri masjid Taqwa, yang kita kenal sekarang dengan nama Masjid Quba.Pada jumat tanggal 16 rabiul awal, tahun ke 1 hijriah atau tanggal 2 juli 622 Masehi, nabi Muhammad saw.bersama rombongan tiba di Madinah. Mereka di sambut dengan meriah dan penuh kegembiraan oleh masyarakat Madinah.
Mengingat kondisi masyarakat madinah yang mengambut baik dakwah nabi, maka nabi Muhammad saw.mengarahkan dakwahnya dalam rangka menciptakan dan membina suatu masyarakat islam. Karena jumlah umat islam saat itu sudah banyak. Nabi Muhammad saw. Kemudian meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat sebagai berikut :
1. Mendirikan masjid Nabawi sebagai tempat ibadah.
2. Mempersaudarakan antara golongan muhajirin dengan golongan
Anshar.
3.Mendeklarasikan Piagam Madinah yang bertujuan untuk
menciptakan stabilitas keamanan masyarakat Madinah antara kaum muslimin dengan kaum Yahudi dan sisa-sisa suku Arab yang belum mau menerima islam dan tetap memuja berhala.
Menjelang akhir misi beliau, kota Mekah dapat ditundukkan tanpa kekuatan senjata. Penduduk Mekah tunduk kepada Nabi dikarenakan sifat wibawa Nabi dan kaum Muslimin saat itu. Takhluknya Mekah membuka peluang bagi Nabi untuk membalas dendam terhadap orang-orang yang pernah menyakitinya. Namun, yang terjadi justru beliau memaafkan mereka, penduduk Mekahpun secara berbondong-bondong masuk agama Islam. (sumber : ismawatidianpertiwi.blogspot.com/ 16 Maret 2016)
C. Misi Nabi Muhammad Sebagai Pembawa Kemajuan Masyarakat
Sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul, bangsa Arab umumya hidup dalam alam Jahiliyah. Walaupun mereka memiliki keterampilan dalam berniaga dan kepandaian dalam sastra, mereka tidak memiliki pandangan hidup yang benar. Di belahan dunia lain Bangsa Romawi dan Persia tengah menapaki kemajuan diberbagai bidang. Mereka telah jauh meninggalkan Bangsa Arab.
Nabi Muhammad diutus dengan kekuatan wahyu Allah SWT bagaikan obor di kegelapan. Dengan diutusnya beliau, berawal dari Mekah dan Madinah, tanah Arab benar-benar diubah. Mulai dari keyakinan, kebiasaan-kebiasaan yang buruk, system perdagangan yang curang, penindasan kaum lemah, kearah bangsa yang beradab dan berpikiran maju.
Jazirah Arab pada masa itu terpecah belah dan dikuasai oleh berbagai tirani kekuasan. Arab bagian selatan yaitu Yaman, sebagiannya dikuasai kerajaan Persia di Iran, dan sebagiannya lagi dikuasai oleh kerajaan Abisinia / Habasyah di Ethiophia. Kawasan utara dan sebagian timur Arab dikuasai kerajaan Manazirah yang menjadi boneka Negara super power Romawi. Sebagian kawasan lainnya dikuasai oleh kabilah-kabilah yang menjadi raja-raja kecil. Permusuhan, dan peperangan yang tiada henti tanpa sebab yang logis senantiasa terjadi diantara mereka.
Setelah kedatangan Islam, wilayah jazirah Arab, menjadi kawasan yang maju dan terkemuka. Bahkan kaum muslimin pada akhir dapat mempersatukan seluruh daerah di jazirah Arab dengan membebaskan dan mengalahkan hegemoni dua kekuasaan terbesar pada masa itu; Kerajaan Persia dan Kekaisaran Romawi. Dengan adanya persatuan di wilayah tersebut, keadilan dapat ditegakkan, sehingga kedamaian, kemakmuran, dan kesejahteraan dapat terus ditingkatkan.
Bahkan di zaman pemerintahan Khulafaurrasyidin dan dinasti Islam berikutnya, bangsa Arab tampil sebagai bangsa yang diperhitungkan di dunia.Kekuasaan Islam menyebar dan meluas ke berbagai penjuru dunia. Romawi dan Persia pun dapat di taklukkan. Para ahli ilmu diberbagai bidang bermunculan. Misalnya dibidang agama, kedokteran, filsafat, arsitektur, seni dan sebagainya. Kemajuan dicapai diberbagai bidang.


Selamat belajar dan selalu semangat ...
Jangan lupa berdoa😍



SKI kelas 7 semester 1/bab 1



BAB I
SEJARAH NABI MUHAMMAD DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN EKONOMI DAN PERDAGANGAN


KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 4.1 Memahami sejarah Nabi Muhammad dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan.



Kondisi Ekonomi Masyarakat Makkah Sebelum Islam

A. Kondisi Ekonomi Masyarakat Makkah Sebelum Islam
Bangsa Arab memiliki mata pencaharian bidang perdagangan, pertanian, dan peternakan. Peternakan menjadi sumber kehidupan bagi Arab Badui. Mereka berpindah- pindah menggiring ternaknya ke daerah yang sedang musim hujan atau ke pandang rumput. Mereka mengosumsi daging dan susu dari ternaknya. Serta membuat pakaian dan kemanya dari bulu domba. Jika telah terpenuhi kebutuhannya, mereka menjualnya kepada orang lain. Orang kaya dikalangan mereka terlihat dari banyaknya hewan yang dimiliki.
Selain Arab Badui, sebagian masyarakat perkotaan yang menjadikan peternakan sebagai sumber penghidupan. Ada yang menjadi pengembala ternak milik sendiri, ada juga yang mengembala ternak orang lain. Seperti Nabi Muhammad Saw, ketika tinggal di suku Bani Sa’ad, beliau seorang pengembala kambing. Begitu juga Umar bin Khaththab, Ibnu Mas’ud dan lain. Adapun Masyarakat perkotaan yang tinggal di daerah subur, seperti Yaman, Thaif, Madinah, Najd, Khaibar atau yang lainnya, mereka menggantungkan sumber kehidupan pada pertanian. Selain pertanian, mayoritas mereka memilih perniagaan sebagai mata pencaharian, khusunya, penduduk Makkah. Mereka memiliki pusat perniagaan istimewa. Penduduk Makkah memiliki kedudukan tersendiri dalam pandangan orang-orang Arab, yaitu mereka penduduk negeri Haram(Makkah). Orang-orang Arab lain tidak akan mengganggu mereka, juga tidak akan mengganggu perniagaan mereka. Allah Swt. telah menganugrahkan hal itu kepada mereka. Allah Swt berfirman dalam QS. Al – Ankabut (29) : 67, dan Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah?
Suku Quraisy merupakan pendudukan Mekkah yang memegang peranan dalam perniagaan di Jazirah Arab. Mereka mendapat pengalaman perniagaan dari orang-orang Yaman yang pindah ke Mekah. Orang-orang Yaman terkenal keahlianya di bidang perniagaan. Selain itu, kota Makkah memiliki Ka’bah sebagai tempat orang-orang di jazirah Arab melaksanakan haji. Mereka datang untuk melaksanakan haji setiap tahun. Kebisaan Orang-orang Quraisy mengadakan perjalanan perdagangannya ke daerah-daerah lain. Allah saw. mengabadikan perjalanan dagang mereka sebagai perjalanan dagang yang sangat terkenal, yaitu perjalanan musim dingin menuju Yaman, dan sebaliknya perjalanan dagang musim panas ke Syam.
Allah SWTberfirman:
إِيلاَفِ قُرَيْشٍ {1} إِيلاَفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَآءِ وَالصَّيْفِ {2} فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ {3}الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ {4}
Artinya 1. karena kebiasaan orang-orang Quraisy,2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas, 3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah).4. yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (QS. Quraisy: 1-4)
Orang-orang Arab memiliki pusat-pusat perdagangan yang terkenal seperti Ukazh, Mijannah, dan Zul Majaz.Fungsi pusat perdagangan bukan hanya sebagai tempat transaksi perdagangan, tetapi juga menjadi pusat pertemuan para sastrawan, penyair, dan orator. Mereka saling menguji kemampuan.Hal ini mengambarkan bahwa konsep pasar tidak sekedar sebagai pusat perdagangan, tetapi juga menjadi pusat peradaban, kekayaan bahasa dan transaksi-transaksi global. Dan Bahasa Arab orang-orang Quraisy pada saat itu menjadi bahasa yang paling mudah diucapkan, paling enak didengar serta paling kaya perbendaharaan kata dan maknanya.
Pada Transaksi ekonomi, transaksi riba sudah merata di jazirah Arab. Termasuk Mekkah sebagai pusat sudah terpengaruhi sistem riba. Hal ini bisa terjadi karena mempelajari dari sistem perdagangan yang dilakukan oleh bangsa lain.
Adapun Transportasi yang mereka andalkan pada saat itu ialah onta, yang dianggap seabgai perahu padang pasir. Onta merupakan kendaraan yang menakjubkan.Onta memiliki kekuatan yang tangguh, mampu menahan haus dan mampu menempuh perjalanan yang sangat jauh.Onta-onta ini pergi membawa barang dagangan dari negeri lainnya, dan kemudian kembali membawa produk negeri tempat berniaga.
B. Kondisi Ekonomi Masyarakat Madinah
Secara geografis Yatsrib merupakan kota ketiga yang termasuk pada kawasan tandus yang populer dengan sebutan Hijaz setelah Thaif dan Makkah. Yatsrib berada di tempat strategis sebagai jalur penghubung perdagangan antara kota Yaman di Selatan dan Syiria di Utara. Yastrib termasuk daerah subur di sekitar kawan tandus. Yasrib berbeda dengan Kota Mekkah di kondisi alam dan watak penduduknya. Yastrib merupakan kota yang makmur dan subur dengan pertaniannya. Air yang tersedia di kota ini mencukupi untuk membangun pertanian. Kota ini dikelilingi oleh gunung berbatu. Di terdapat banyak lembah, atau yang paling terkenal dikenal dengan nana Wadi.Sebagai pusat pertanian, kota Yasrib menjadi menarik bagi penduduk wilayah lain untuk pindah ke Yatsrib.
Kota Yatsrib (Madinah) terdapat daerah persawahan dan perkebunan yang menjadi sandaran hidup penduduk setempat.Penghasilan terbesarnya adalah kurma dan anggur.Kurma merupakan hasil alam yang memberikan manfaat banyak bagi kehidupan mereka, diantaranya sebagai makanan, alat bangunan, pabrik, makanan hewan, bahkan seperti mata uang yang digunakan untuk tukar menukar ketika terdesak.Kurma Madinah juga banyak macamnya.
Di kotaYasrib (Madinah) terdapat beberapa pabrik yang sebagian besar dikelola oleh orang- orang yahudi. Bani Qainuqa’ adalah kabilah yahudi terkaya di Madinah, meski jumlah mereka tidak banyak.Di Madinah terdapat banyak pasar, yang terkenal pasar bani Qainuqa’, disana juga terdapat toko minyak wangi.Dan macam- macam jual beli lainnya, yang sesuai dengan ajaran Islam maupun tidak.

Langkah pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW setelah tiba di Madinah adalah mempersaudarakan orang-orang Anshar (penduduk Madinah yang telah Islam) dengan orang-orang Muhajirin(orang-orang muslim Mekah yang ikut hijrah bersama Nabi Muhammad SAW).
Setiap orang Muhajirin ditentukan oleh Nabi Muhammad untuk mengambil saudara dari kaum Anshar.Langkah ini berhasil dengan baik dan setiap orang Muhajirin ditanggung kehidupannya oleh saudaranya yaitu orang-orang Anshar.
Sebagai pengemban misi dari Allah SWT, Nabi Muhammad tidak hanya menata kehidupan para pengikutnya dari segi akidah dan akhlak, tetapi beliau juga melakukan penataan masyarakat dan meletakkan dasar-dasar di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya. Karena di Madinah beliau mempunyai dua kedudukan sekaligus, bukan saja sebagai kepala agama, melainkan juga sebagai kepala negara. Dengan kata lain, Rasulullah memegang tampu dua kekuasaan, kekuasaan spiritual dan kekuasaan duniawi. Kedudukan sebagai Rasul secara otomatis merupakan kepala negara.
Pada tahun-tahun awal, pemerintahan Islam di Madinah hampir tidak memiliki sumber memasukan ataupun pengeluaran.Seluruh tugas pemerintahan dilaksanakan kaum muslimin secara bergotong royong dan sukarela.Mereka memperoleh pendapatan dari bebagai sumber yang tidak terikat.Akan tetapi ketika masyarakat Muslim Madinah sudah tentram dan kuat, maka pada waktu itu kewajiban membayar zakat dan pajak mulai dijalankan sebagai sumber pendapatan negara.
Pajak pada masa itu dipungut semata berdasarkan standar cukup atau berdasarkan kadar kebutuhan negara. Dalam memajukan ekonomi masyarakat di Madinah, Rasulullah menerapkan sistem koperasi.Sistem ekonomi ini dimaksudkan untuk membantu penduduk Muslim di Madinah yang miskin dan lemah.Masyarakat Muslim Madinah yang rata-rata berprofesi sebagai pedagang dan petani sangat antusias dan menerima dengan senang hati ajakan Nabi Muhammad SAW tersebut.Akhirnya para pedagang dan petani Muslim dengan kesadaran sendiri mau mengeluarkan zakat dan pajak demi terwujudnya masyarakat Madinah yang maju secara ekonomi.

Di samping ajakan untuk membayar zakat dan pajak, Nabi Muhammad SAW juga melarang masyarakat Muslim Madinah melakukan praktek riba dan penipuan dalam melakukan kegiatan ekonomi. Apabila dikaitkan dengan perkembangan masyarakat Muslim sekarang, ajakan-ajakan Nabi Muhammad SAW di bidang ekonomi tersebut ternyata masih berjalan dan dapat kita jumpai di berbagai negara berpenduduk mayoritas Muslim. Sebagai contoh, kewajiban membayar zakat, khususnya zakat fitrah, masih rutin dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Muslim.Akan tetapi, banyak juga kita jumpai di masyarakat Muslim sekarang yang masih mempraktekkan sistem riba dalam kegiatan ekonomi, khususnya perdagangan.Banyak di antara para pedagang yang terlalu tinggi mengambil keuntungan sehingga merugikan pembeli.
Khusus dalam bidang ekonomi, usaha-usaha yang dilakukan oleh Nabi Muhammad sesuai dengan sarana dan keadaan waktu itu adalah:

1. Meningkatkan mutu pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian dan meningkatkan fasilitas pendukungnya.

2. Madinah secara geografis memiliki tingkat kesuburan ranah yang tinggi, tidak sama dengan Makkah. Daerah Madinah juga memiliki sumber air yang cukup. Selain itu juga beriklim lebih sejuk dibanding Makkah. Melihat peluang tersebut, Rasulullah segera memberikan motivasi kepada penduduk Madinah untuk memanfaatkan nikmat Allah itu bagi kehidupan umat.nabi pun membimbing rakyat Madinah membuka lahan pertanian dan perkebunan serta pembuatan saluran-saluran irigasi untuk mengairi lahan mereka. Selain itu, Rasulullah juga mengajari mereka bagaimana mengolah lahan pertanian serta merawat tanaman dengan baik supaya menghasilkan buah yang baik pula.

3. Hal ini tentu bukan sesuatu yang mudah, karena rakyat Madinah memiliki tradisi rendah, yaitu malas berpikir dan berbuat. Oleh karena itu nabi selalu memberikan semangat dan motivasi kepada mereka agar giat bekerja keras dan tidak suka bermalas-malasan. Nabi Muhammad selalu memberikan dorongan bahwa setiap langkah kerja keras memiliki nilai ibadah yang mendatangkan pahala.
4. Untuk meningkatkan taraf ekonomi kaum Muhajirin yang pada fase-fase awal hidup di Madinah mengandalkan bantuan kaum Anshar yang sebagian besar bermata pencaharian petani dan peternak, dengan cara memanfaatkan tanah-tanah hadiah orang-orang Madinah dan tanah-tanah hadiah orang Yahudi Khaibar yang berhasil ditaklukkan pada perang Khaibar untuk digarap bersama-sama. Maka atas inisiatif nabi, dibangunlah sistem irigasi (pengairan) yang diambil dari danau Mahzur dan Mudainib. Selain itu ditetapkan pulalah tata cara penggunaan lahan, sistem bagi hasil antara pemilik lahan dengan penggarap, dan zakat yang harus dikeluarkan, dan sebagainya.
5. Memanfaatkan harta-harta rampasan perang (ghanimah) untuk kesejahteraan rakyat.

6. Dari berbagi peperangan yang telah dihadapi oleh nabi dan para sahabatnya tentunya menghasilkan suatu keuntungan berupa materi yaitu harta rampasan perang. Harta rampasan perang tersebut digunakan untuk modal berdagang atau yang lainnya. Sejak penaklukkan Khaibar, kaum Muhajirin khususnya, sudah mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memberdayakan harta rampasan perang tersebut.

7. Pada masa awalnya, kaum Muslimin dalam melaksanakan kegiatan ekonominya bersatu dalam satu pasar dengan orang-orang Yahudi. Tetapi setelah orang-orang Yahudi melanggar berbagai kesepakatan itu, Nabi Muhammad SAW menghendaki agar kaum Muslimin mempunyai pasar tersendiri yang di dalamnya diterapkan aturan-aturan ekonomi yang islami. Inisiatif ini didukung oleh tokoh Yahudi bernama Ka’ab Ashraf yang menyerahkan tanahnya kepada nabi untuk dijadikan pasar bagi kaum Muslimin. Para pelaku ekonomi dilarang untuk berbuat curang, menipu, berbohong, riba, dan sebagainya. Sewaktu-waktu nabi memeriksa setiap barang dagangan, melarang muzabanah, yaitu jual beli kurma dengan cara menyamaratakan harga kurma basah dan kering. Nabi pun melarang para tengkulak untuk mencegat para petani yang hendak menjual hasil pertaniannya di pasar.

8. Memberdayakan harta jizyah (dana yang diberikan oleh penduduk yang daerahnya telah ditaklukkan).

9. Dana-dana semacam ini sebagaimana disebutkan di atas, diatur sedemikian rupa untuk meningkatkan kualitas taraf kehidupan masyarakat. Sebagian harta ini dijadikan permodalan usaha untuk merangsang pertumbuhan ekonomi kerakyatan, sebagian lain untuk pembangunan sarana dan prasarana ataupun untuk dana cadangan.

10. Bagi kaum Muslimin yang sudah memenuhi syarat wajiib zakat, maka ia wajib mengeluarkan zakat atas harta yang dimilikinya. Semua harta yang bersumber dari zakat tersebut telah menjadi kekuatan tersendiri bagi kesejahteraan kaum Muslimin saat itu. Namun yang pasti, seluruh pendukung ekonomi beserta sistem yang menatanya diatur oleh Rasulullah SAW sebaik mungkin demi memberikan kesejahteraan bagi semua elemen masyarakat.


Semangat belajar dan jangan lupa berdoa
Semangat selalu ...



.(sumber: http://www.academia.edu/materi SKI Kelas VII)