Mata Pelajaran Al-Qur'an Hadits
BAB : Toleransi
BAB : Toleransi
Pengertian toleransi
Toleransi berasal dari kata bahasa
latin, “tolerare” yang berarti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang
berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki
pendapat berbeda.
Secara bahasa toleransi artinya
kesabaran, ketahanan emosional, dan kelapangan dada. Dan adapun dalam agama
islam, toleransi disebut dengan tasamuh. Tasamuh artinya sama-sama berlaku
baik, lemah lembut, dan saling memaafkan. Dalam pengertian istilah umum
tasammuh adalah sikap sikap akhlak terpuji dalam pergaulan, dimana terdapat
rasa saling menghargai, menghormati, dan tenggang rasa antara sesama manusia
dalam batas-batas yang digariskan oleh ajaran islam.
Cara membiasakan perilaku tasamuh
dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
- Menghargai kepada sesama ciptaan Allah
- Memper_erat tali persaudaraan
- Tenggang rasa dan suka menolong kepada orang lain
- Menciptakan kehidupan masyarakat yang aman dan damai
- Menciptakan kehidupan yang baik
Ajaran toleransi dalam Al-Qur’an
Ajaran islam tentang tasammuh banyak
disebutkan dalam ayat-ayat Al-qur’an. Adapun ayat-ayat Al-qur’an yang menjadi
dasar tasamuh dalam islam, diantaranya Surah Al-Kafirun dan Al-Bayyinah.
- Surah Al-Kafirun
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ يَآَيُّهَا الْكَفِرُوْنَ (1)لآَ
اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَ (2) وَلَااَنْتُمْ عَبِدُوْنَ مَا اَعْبُدُ (3) وَلَآ
اَنَا عَابِدُ مَّا عَبَدْتُّمْ (4) وَلَآ اَنْتُمْ عَبِدُوْنَ مَا اَعْبُدُ (5)
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ (6)
Artinya:
Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pengasih, Maha Penyayang
- Katakanlah (Muhammad). “wahai orang-orang kafir!
- Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
- Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,
- Dan aku tidak pernah menjadi penyambah apa yang kamu sembah,
- Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah
- Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.
- Arti mufradat
Arti
|
Mufradat
|
Arti
|
Mufradat
|
Aku
|
اَنَا
|
Katakan
|
قُلْ
|
Kamu sembah
|
عَبَدْتُّمْ
|
Orang-orang kafir
|
الْكَفِرُوْنَ
|
Untukmu
|
لَكُمْ
|
Aku menyembah
|
اَعْبُدُ
|
Agamamu
|
دِيْنُكُمْ
|
Kamu sembah
|
تَعْبُدُوْنَ
|
Dan untukku
|
وَلِيَ
|
Kamu
|
اَنْتُمْ
|
Agamaku
|
دِيْنِ
|
Penyembah
|
عَبِدُوْنَ
|
- Isi kandungan Surah
Surah Al-Kafirun diturunkan untuk
menanggapi bujuk rayu para dedengkot kafir Quraisy yang menemui Rosulullah saw.
dan berkata:“ Wahai Muhammad! Mari kita bersam-sama menyembah apa yang kita
sembah dan kami akan menyembah apa yang engkau sembah dan kita bersekutu dalam
segala hal dan engkaulah pemimpin kami.”Lalu kaum Quraisy menjanjikan
beberapa imbalan yakni, seperti harta yang berlimpah sehingga akan membuat
Rosulullah saw. menjadi lelaki yang terkaya di Kota Mekah, serta akan menikahkannya
dengan wanita-wanita cantik. Lalu mereka berkata: “semuanya itu adalah
untuk-Mu, asal kamu cegah diri-Mu dari mencaci maki tuhan-tuhan kami dan jangan
pula diri-Mu menyebutnya dengan sebutan yang buruk. Jika diri-Mu tidak mau,
maka sembahlah tuhan-tuhan kami selama 1th dan kami akan mengikuti pula
agama-Mu selama 1th.” Kemudian Rosulullah saw. bersabda: “tunggulah
sampai ada wahyu yang turun kepadaku dari Rabbku.” Lalu seketika itu Allah
Swt. menurunkan Firman-Nya dalam Surah Al-Kafirun ayat 1-6. Kemudian Allah
menurunkan ayat lagi yakni dalam Surah Az-Zumar ayat 64, yang berbuyi;
katakanlah: “Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai
orang-orang yang tidak berpengetahuan?”
Setelah mendengar keterangan itu,
perilah mereka dengan tangan hampa dan dalam keadaan hina dina. Jadi, sangatlah
jelas bahwa Allah melarang Rosul-Nya untuk bertoleransi dalam masalah akidah
dan syari’ah kepada orang kafir. Dan pada ayat ke-6 dalam Surah Al-Kafirun
bukanlah ayat toleransi, melainkan ayat penegasan untuk tidak mengikuti apa-apa
yang orang kafir suruh kepada kita umat islam.
- Hikmah Surah Al-Kafirun dan toleransi
Berikut hikmah yang bisa kita ambil
dari pembahasan materi di atas:
- Islam menghargai eksistensi agama lain
Pengakuan islam dengan agama lain
tidak berarti pengakuan islam akan adanya agama yang benar selain islam. Karena
kami sebagai kaum muslimin harus yakin bahwa islam adalah satu-satunya agama
yang benar yang berhak dianut seluruh umat manusia, hal ini secara jelas telah
Allah Swt. sebutkan dalam Surah Ali-Imran ayat 19, yang;
Artinya:”Sesungguhnya agama yang
di ridhoi di sisi Allah hanyalah Islam…”
- Agama islam tidak pernah memaksa
Sebagaimana Firman Allah dalam Surah
Al-Baqarah ayat 256:
لاإكراه فى الدين …
Artinya: “Tidak ada paksaan untuk
(memasuki) agama (islam) …”
- Toleransi dengan agama lain diperbolehkan selama dalam ramah mu’amalah dan tidak dalam ranah akidah
Hal ini dimaksudkan bahwa kita
sebagai kaum muslimin diperbolehkan bertoleransi kepada yang tidak beragama
islam dalam perkara hubungan sesama manusia. Akan tetapi, ketika dalam masalah
akidah atau ibadah kita di haramkan untuk bertoleransi kepada mereka.
- Islam menghargai pluralitas agama tapi tidak untuk pluralisme agama
Orang kafir berhak untuk tetap
dengan agamanya, tapi di akhirat ia harus mempertanggungjawabkan atas
pilihannya. Akan tetapi, kaum muslim wajib mengajak mereka dengan seruan islam.
- Surah Al-Bayyinah
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
لَمْ يَكُنِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا
مِنْ اَهْلِ الْكِتَبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ مُنْفَكِّيْنَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ
الْبَيِّنَةُ (1) رَسُوْلٌ مِنَ اللهِ يَتْلُوْ صُحُفًا مُطَهَّرَةً (2) فِيْهَا
كِتَبٌ قَيِّمَةٌ (3) وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتَبِ اِلَّا مِنْ
بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ (4) وَمَآ اُمِرُوْآ اِلَّالِيَعْبُدُوا
اللهِ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَآءُ وَيُقِيْمُوا الصَّلَوةَ وَيُؤْتُوا
الزَّكَوةَ وَذَلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِ (5) اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ
اَهْلِ الْكِتَبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَاِر جَهَنَّمَ خَلِدِيْنَ فِيْهَا
أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ (6) اِنَّ اَّلذِيْنَ اَمَنُوْا وَعَمِلُوا
الصَّلِحَتِ اُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ (7) جَزَآؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ
جَنَّتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا اْلاَنْهَرُ خَلِدِيْنَ فِيْهَا اَبَدًا
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ (8)
Artinya:
Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pengasih, Maha Penyayang
- Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli kitab dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (agama mereka) sampai datang kepada mereka bukti yang nyata
- (yaitu) seorang rosul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang suci (Al-Qur’an)
- Di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (bener)
- Dan tidaklah terpecah belah orang Ahli kitab melainkan setelah datang kepada mereka bukti yang nyata
- Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agam yang lurus (benar)
- Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk
- Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk
- Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridho terhadap mereka dan mereka pun ridho kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya
- Arti mufradat
Arti
|
Mufradat
|
Arti
|
Mufradat
|
Mendirikan shalat
|
يُقِيْمُوا الصَّلَةَ
|
Tidaklah
|
لَمْ يَكُنِ
|
Menunaikan zakat
|
يُؤْتُوا الزَّكَوةَ
|
Orang-orang yang kafir
|
الَّذِيْنَ كَفَرُوا
|
Agama yang lurus
|
دِيْنُ الْقَيِّمَةِ
|
Ahli kitab
|
اَهْلِ الْكِتَبِ
|
Kekal di dalamnya
|
خَالِدِيْنَ فِيْهَا
|
Orang-orang musyrik
|
الْمُشْرِكِيْنَ
|
Sejahat-jahat makhluk
|
شَرُّ الْبَرِيَّةِ
|
Meninggalkan
|
مُنْفَكِّيْنَ
|
Sungguh orang-orang yang
beriman
|
اِنَّ الَّذِيْنَ اَمَنُوا
|
Bukti yang nyata
|
الْبَيِّنَةُ
|
Mengerjakan amal saleh
|
عَمِلُوا الصَّلِحَتِ
|
Lembaran-lembaran yang suci
|
صُحُفًا مُطَهَّرَةً
|
Arti
|
Mufradat
|
Arti
|
Mufradat
|
Sebaik-baik makhluk
|
خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
|
Kitab-kitab yang lurus
|
كُتُبٌ قَيِّمَةٌ
|
Allah ridha
|
رَضِيَ اللهُ
|
Terpecah belah
|
تَفَرَّقَ
|
Takut (kepada) tuhannya
|
خَشِيَ رَبَّهُ
|
Ikhlas
|
مُخْلِصِيْنَ
|
- Isi Kandungan Surah
Ayat 1 menjelaskan bahwa Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) serta
kaum musyrikin, baik yang di mekkah atau di luar mekkah akan tetap teguh
memegang pendirian mereka.
Pada ayat 2 dan 3 menjelaskan
bukti yang telah meragukan meereka. Bukti tersebut adalah diutusnya Nabi
Muhammad saw. yang membacakan untuk mereka lembaran-lembaran Al-Qur’an yang
bersih dari segala kesalahan, penyelewengan, dan penambahan. Pada lafal kutubun
qayyimah dari ayat 3 berarti bahwa didalam Al-Qur’an terdapat isi dari
kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya, seperti Kitab Taurat, Zabur, dan Injil.
Ayat 4 dan 5 menjelaskan bahwa Ahli Kitab terpecah belah setelah datang
bukti kebenaran di dalam Al-Qur’an. Mereka terpecah belah antara beriman kepada
Rasululah saw. atau tidak mengimaninya. Perpecahan Ahli Kitab tidak hanya
terjadi pada masa Nabi Muhammad saw. tetapi sejak masa sebelumnya. Padahal
Allah telah memerintahkan kepada mereka untuk menaati Allah Swt. dengan
melaksanakan sholat dan membayar zakat. Perintah tersebut sama dengan yang di
perintahkan kepada Nabi Muhammad saw.
Ayat 6, 7 dan 8 menjelaskan tentang keadaan orang-orang kafir dan
orang-orang beriman di akhirat kelak. Mereka akan menerima balasan sesuai
dengan amal perbuatan mereka di dunia. Orang-orang kafir dari karangan Ahli
Kitab dan kaum musyrikin akan menempati Neraka Jahannam selama-lamanya karena
telah menolak ajaran Nabi Muhammad saw. Mereka adalah sejahat-jahatnya makhluk.
Adapun orang-orang beriman akan menempati Surga ‘Adn selama-lamanya karena
telah menerima ajaran Nabi Muhammad dan berbuat baik. Mereka adalah sebaik-baik
makhluk. Mereka akan tinggal di surga dalam keadaan rela dan puas.
- Hikmah perilaku toleransi
Berikut ini beberapa hikmah apabila
sikap toleran diterapkan dengan baik;
- Kehidupan masyarakat menjadi rukun dan damai
- Tercipta keamanan dan ketentraman hidup antar sesama anggota masyarakat
- Terpenuhinya hak-hak masyarakat
- Terwujudnya rasa aman dalam menjalankan ibadah masing-masing pemeluk agama
- Terlindunginya keberadaan tempat-tempat ibadah
- Menumbuhkan persatuan dan rasa kebersamaan sesama anggota masyarakat
- Hadist-hadist Toleransi
- Lafal dan terjemah hadist
Nabi Muhammad merupakan teladan bagi
umat islam. Nabi Muhammad telah mencontohkan sikap toleransi dalam membangun
kehidupan di Madinah. Saat itu, kaum muslimin dapat hidup berdampingan dengan
kaum yahudi dan nasrani secara damai. Nabi Muhammad telah menyampaikan dalam
banyak hadist agar umat islam senantiasa mengembangkan sikap toleransi. Adapun
hadist Nabi Muhammad yang berkaitan dengan sikap toleransi, diantaranya seperti
berikut:
- Hadist dari Ibnu Umar r.a
عَنِ ابْنِ عَمْرٍ رضي الله عنه انّ
رسولَ اللهِ عليه وسلّم قَالَ : خَيْرُالْأَصْحَابِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ
لِصَاحِبِهِ وَخَيْرُ الْجِيْرَانِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِجَارِهِ (اخرجه احمد
واالترمذي وابن حبان والحاكم والبيهقي وسعيد بن منصور والدارمي والبخاري وابن
خزيمة)
Artinya:“Dari Ibnu Umar r.a,
sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “sebaik-baiknya sahabat disisi Allah
adalah yang paling baik diantara mereka terhadap sesama saudaranya. Dan,
sebaik-baik tetangga disisi Allah adalah yang paling baik diantara mereka
terhadap tetangganya.”(HR. Ahmad, Turmudzi, Ibnu Hibban, Baihaqi, Sa’id bin
Manshur, ad-Darimi, Bukhari, dan Ibnu Khuzaimah)
- Hadist dari Anas bin Malik
عَنْ اَنَسٍ رضيَ اللهُ عنهُ انّ
رسولَ اللهِ صلّى اللهُ عليهِ وسلّمَ قالَ: وَاَّلذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَا
يُؤمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ (اخرجه مسلم وابو
يعلى)
Artinya:“Dari Anas bin Malik r.a,
sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda; “Demi (Allah) yang jiwaku di tangan-Nya,
tidaklah beriman seorang hamba sehingga dia mencintai tetangganya sebagaimana
dia mencintai dirinya sendiri.”(HR. Muslim dan Abu Ya’la)
- Arti mufradat
- Hadist dari Ibnu Umar
Lafal
|
Arti
|
خَيْرُ اْلأَصْحَابِ
|
Sebaik-baik sahabat
|
عِنْدَ اللهِ
|
Disisi Allah
|
خَيْرُهُمْ
|
Paling baik diantara mereka
|
Lafal
|
Arti
|
لِصَاحِبِهِ
|
Terhadap sahabatnya
|
وَخَيْرُالْجِيْرَانِ
|
Dan sebaik-baik tetangga
|
لِجَارِهِ
|
Terhadap tetangganya
|
- Hadist dari Anas bin Malik
Lafal
|
Arti
|
Lafal
|
Arti
|
عَبْدٌ
|
Seorang hamba
|
وَالَّذِى
|
Demi yang
|
حَتَّى
|
Sampai
|
نَفْسِى
|
Jiwaku
|
يُحِبُّ
|
Dia mencintai
|
بِيَدِهِ
|
Di tangan-Nya
|
لِجَارِهِ
|
Tetangganya
|
لاَ
|
Tidak
|
لِنَفْسِهِ
|
Terhadap dirinya sendiri
|
يُؤْمِنُ
|
Beriman
|
- Kandungan Hadist
Hadist dari Ibnu Umar mengajarkan
agar umat islam saling membantu dan bersikap toleran terhadap tetangga dan
memenuhi hak-hak tetangga. Keberadaan tetangga tidak berbeda dengan anggota
keluarga dalam memengaruhi kepribadian seseorang. Akibat sering berinteraksi,
mereka bisa mengetahui rahasia yang tidak diketahui oleh masyarakat umum.
Kebaikan seseorang di buktikan dengan besarnya kesabaran dirinya saat
berinteraksi bersama tetangganya. Oleh karena itu, para tetangga dan kawan
tidak akan melontarkan pujian dan sanjungan, kecuali setelah mereka melihat
cara pergaulan yang baik dan moral yang luhur pada dirinya. Maka, kembali pada
sebuah pedoman, seseorang tidak bisa dikenali dengan baik, kecuali melalui
pergaulan. Rahasia ini hanya berada di tangan keluarga, tetangga, dan sahabat
dekat.
Hadist yang diriwayatkan oleh Anas
bin Malik menunjukkan bahwa seorang mukmin merasa senang dan gembira bila
saudaranya seiman merasakan hal yang sama dengan yang dia rasakan. Begitu juga,
dia ingin agar saudaranya itu mendapatkan kebaikan seperti yang di anugerahkan
kepadanya. Hal ini bisa terealisasi manakala dada seorang mukmin secara
sempurna terselamatkan dari penyakit iri dan dengki. Sebab sifat dengki
mengindikasikan bahwa si pendengki tidak suka bila kebaikan seseorang melebihi
dirinya atau bahkan menyamainya. Dia ingin agar kelebihan yang ada padanya
selalu di atas orang lain. Ia tidak ingin ada orang yang menyainginnya.
Sedangkan keimanan mengindikasikan sebaliknya yaitu agar semua orang yang
beriman sama-sama diberikan kebaikan seperti dirinya, tanpa dikurangi
sedikitpun.
- Penerapan Toleransi
Toleransi terhadap umat agama lain
maupun tetangga harus kita terapkan dalam kehidupan setiap hari. Berikut ini
beberapa bentuk penerapan sikap toleran;
- Saling menghormati, memuliakan, dan saling tolong menolong terhadap sesama tetangga.
- Saling membantu keperluan masing-masing tetangga.
- Tidak memaksakan keyakinan kepada orang lain karena tidak dibenarkan agama dan akal sehat.
- Sabar dalam menghadapi sikap orang-orang yang mendustakan islam, sebagaimana para rasul terdahulu.
- Bergaul dengan sesama tanpa membedakan agamanya.
Semoga harimu dipenuhi kebahagiaan
Belajar dengan penuh senang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar