menu

Minggu, 28 April 2019

bab TOLERANSI_al-quran hadist_7MTS/2


Mata Pelajaran Al-Qur'an Hadits
BAB : Toleransi


Pengertian toleransi
Toleransi berasal dari kata bahasa latin, “tolerare” yang berarti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda.
Secara bahasa toleransi artinya kesabaran, ketahanan emosional, dan kelapangan dada. Dan adapun dalam agama islam, toleransi disebut dengan tasamuh. Tasamuh artinya sama-sama berlaku baik, lemah lembut, dan saling memaafkan. Dalam pengertian istilah umum tasammuh adalah sikap sikap akhlak terpuji dalam pergaulan, dimana terdapat rasa saling menghargai, menghormati, dan tenggang rasa antara sesama manusia dalam batas-batas yang digariskan oleh ajaran islam.
Cara membiasakan perilaku tasamuh dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
  1. Menghargai kepada sesama ciptaan Allah
  2. Memper_erat tali persaudaraan
  3. Tenggang rasa dan suka menolong kepada orang lain
  4. Menciptakan kehidupan masyarakat yang aman dan damai
  5. Menciptakan kehidupan yang baik
Ajaran toleransi dalam Al-Qur’an
Ajaran islam tentang tasammuh banyak disebutkan dalam ayat-ayat Al-qur’an. Adapun ayat-ayat Al-qur’an yang menjadi dasar tasamuh dalam islam, diantaranya Surah Al-Kafirun dan Al-Bayyinah.
  1. Surah Al-Kafirun
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ يَآَيُّهَا الْكَفِرُوْنَ (1)لآَ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَ (2) وَلَااَنْتُمْ عَبِدُوْنَ مَا اَعْبُدُ (3) وَلَآ اَنَا عَابِدُ مَّا عَبَدْتُّمْ (4) وَلَآ اَنْتُمْ عَبِدُوْنَ مَا اَعْبُدُ (5) لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ (6)
Artinya:
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
  • Katakanlah (Muhammad). “wahai orang-orang kafir!
  • Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
  • Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,
  • Dan aku tidak pernah menjadi penyambah apa yang kamu sembah,
  • Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah
  • Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.

  1. Arti mufradat
Arti
Mufradat
Arti
Mufradat
Aku
اَنَا
Katakan
قُلْ
Kamu sembah
عَبَدْتُّمْ
Orang-orang kafir
الْكَفِرُوْنَ
Untukmu
لَكُمْ
Aku menyembah
اَعْبُدُ
Agamamu
دِيْنُكُمْ
Kamu sembah
تَعْبُدُوْنَ
Dan untukku
وَلِيَ
Kamu
اَنْتُمْ
Agamaku
دِيْنِ
Penyembah
عَبِدُوْنَ

  1. Isi kandungan Surah
Surah Al-Kafirun diturunkan untuk menanggapi bujuk rayu para dedengkot kafir Quraisy yang menemui Rosulullah saw. dan berkata:“ Wahai Muhammad! Mari kita bersam-sama menyembah apa yang kita sembah dan kami akan menyembah apa yang engkau sembah dan kita bersekutu dalam segala hal dan engkaulah pemimpin kami.”Lalu kaum Quraisy menjanjikan beberapa imbalan yakni, seperti harta yang berlimpah sehingga akan membuat Rosulullah saw. menjadi lelaki yang terkaya di Kota Mekah, serta akan menikahkannya dengan wanita-wanita cantik. Lalu mereka berkata: “semuanya itu adalah untuk-Mu, asal kamu cegah diri-Mu dari mencaci maki tuhan-tuhan kami dan jangan pula diri-Mu menyebutnya dengan sebutan yang buruk. Jika diri-Mu tidak mau, maka sembahlah tuhan-tuhan kami selama 1th dan kami akan mengikuti pula agama-Mu selama 1th.” Kemudian Rosulullah saw. bersabda: “tunggulah sampai ada wahyu yang turun kepadaku dari Rabbku.” Lalu seketika itu Allah Swt. menurunkan Firman-Nya dalam Surah Al-Kafirun ayat 1-6. Kemudian Allah menurunkan ayat lagi yakni dalam Surah Az-Zumar ayat 64, yang berbuyi; katakanlah: “Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang-orang yang tidak berpengetahuan?”
Setelah mendengar keterangan itu, perilah mereka dengan tangan hampa dan dalam keadaan hina dina. Jadi, sangatlah jelas bahwa Allah melarang Rosul-Nya untuk bertoleransi dalam masalah akidah dan syari’ah kepada orang kafir. Dan pada ayat ke-6 dalam Surah Al-Kafirun bukanlah ayat toleransi, melainkan ayat penegasan untuk tidak mengikuti apa-apa yang orang kafir suruh kepada kita umat islam.
  1. Hikmah Surah Al-Kafirun dan toleransi
Berikut hikmah yang bisa kita ambil dari pembahasan materi di atas:
  • Islam menghargai eksistensi agama lain
Pengakuan islam dengan agama lain tidak berarti pengakuan islam akan adanya agama yang benar selain islam. Karena kami sebagai kaum muslimin harus yakin bahwa islam adalah satu-satunya agama yang benar yang berhak dianut seluruh umat manusia, hal ini secara jelas telah Allah Swt. sebutkan dalam Surah Ali-Imran ayat 19, yang;
Artinya:”Sesungguhnya agama yang di ridhoi di sisi Allah hanyalah Islam…”
  • Agama islam tidak pernah memaksa
Sebagaimana Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 256:
لاإكراه فى الدين …
Artinya: “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (islam) …”
  • Toleransi dengan agama lain diperbolehkan selama dalam ramah mu’amalah dan tidak dalam ranah akidah
Hal ini dimaksudkan bahwa kita sebagai kaum muslimin diperbolehkan bertoleransi kepada yang tidak beragama islam dalam perkara hubungan sesama manusia. Akan tetapi, ketika dalam masalah akidah atau ibadah kita di haramkan untuk bertoleransi kepada mereka.
  • Islam menghargai pluralitas agama tapi tidak untuk pluralisme agama
Orang kafir berhak untuk tetap dengan agamanya, tapi di akhirat ia harus mempertanggungjawabkan atas pilihannya. Akan tetapi, kaum muslim wajib mengajak mereka dengan seruan islam.
  1. Surah Al-Bayyinah
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
لَمْ يَكُنِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتَبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ مُنْفَكِّيْنَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ (1) رَسُوْلٌ مِنَ اللهِ يَتْلُوْ صُحُفًا مُطَهَّرَةً (2) فِيْهَا كِتَبٌ قَيِّمَةٌ (3) وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتَبِ اِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ (4) وَمَآ اُمِرُوْآ اِلَّالِيَعْبُدُوا اللهِ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَآءُ وَيُقِيْمُوا الصَّلَوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَوةَ وَذَلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِ (5) اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتَبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَاِر جَهَنَّمَ خَلِدِيْنَ فِيْهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ (6) اِنَّ اَّلذِيْنَ اَمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّلِحَتِ اُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ (7) جَزَآؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا اْلاَنْهَرُ خَلِدِيْنَ فِيْهَا اَبَدًا رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ (8)
Artinya:
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
  • Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli kitab dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (agama mereka) sampai datang kepada mereka bukti yang nyata
  • (yaitu) seorang rosul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang suci (Al-Qur’an)
  • Di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (bener)
  • Dan tidaklah terpecah belah orang Ahli kitab melainkan setelah datang kepada mereka bukti yang nyata
  • Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agam yang lurus (benar)
  • Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk
  • Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk
  • Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridho terhadap mereka dan mereka pun ridho kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya
  1. Arti mufradat
Arti
Mufradat
Arti
Mufradat
Mendirikan shalat
يُقِيْمُوا الصَّلَةَ
Tidaklah
لَمْ يَكُنِ
Menunaikan zakat
يُؤْتُوا الزَّكَوةَ
Orang-orang yang kafir
الَّذِيْنَ كَفَرُوا
Agama yang lurus
دِيْنُ الْقَيِّمَةِ
Ahli kitab
اَهْلِ الْكِتَبِ
Kekal di dalamnya
خَالِدِيْنَ فِيْهَا
Orang-orang musyrik
الْمُشْرِكِيْنَ
Sejahat-jahat makhluk
شَرُّ الْبَرِيَّةِ
Meninggalkan
مُنْفَكِّيْنَ
Sungguh orang-orang   yang beriman
اِنَّ الَّذِيْنَ اَمَنُوا
Bukti yang nyata
الْبَيِّنَةُ
Mengerjakan amal saleh
عَمِلُوا الصَّلِحَتِ
Lembaran-lembaran yang suci
صُحُفًا مُطَهَّرَةً


Arti
Mufradat
Arti
Mufradat
Sebaik-baik makhluk
خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
Kitab-kitab yang lurus
كُتُبٌ قَيِّمَةٌ
Allah ridha
رَضِيَ اللهُ
Terpecah belah
تَفَرَّقَ
Takut (kepada) tuhannya
خَشِيَ رَبَّهُ
Ikhlas
مُخْلِصِيْنَ

  1. Isi Kandungan Surah
Ayat 1 menjelaskan bahwa Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) serta kaum musyrikin, baik yang di mekkah atau di luar mekkah akan tetap teguh memegang pendirian mereka.
Pada ayat 2 dan 3 menjelaskan bukti yang telah meragukan meereka. Bukti tersebut adalah diutusnya Nabi Muhammad saw. yang membacakan untuk mereka lembaran-lembaran Al-Qur’an yang bersih dari segala kesalahan, penyelewengan, dan penambahan. Pada lafal kutubun qayyimah dari ayat 3 berarti bahwa didalam Al-Qur’an terdapat isi dari kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya, seperti Kitab Taurat, Zabur, dan Injil.
Ayat 4 dan 5 menjelaskan bahwa Ahli Kitab terpecah belah setelah datang bukti kebenaran di dalam Al-Qur’an. Mereka terpecah belah antara beriman kepada Rasululah saw. atau tidak mengimaninya. Perpecahan Ahli Kitab tidak hanya terjadi pada masa Nabi Muhammad saw. tetapi sejak masa sebelumnya. Padahal Allah telah memerintahkan kepada mereka untuk menaati Allah Swt. dengan melaksanakan sholat dan membayar zakat. Perintah tersebut sama dengan yang di perintahkan kepada Nabi Muhammad saw.
Ayat 6, 7 dan 8 menjelaskan tentang keadaan orang-orang kafir dan orang-orang beriman di akhirat kelak. Mereka akan menerima balasan sesuai dengan amal perbuatan mereka di dunia. Orang-orang kafir dari karangan Ahli Kitab dan kaum musyrikin akan menempati Neraka Jahannam selama-lamanya karena telah menolak ajaran Nabi Muhammad saw. Mereka adalah sejahat-jahatnya makhluk. Adapun orang-orang beriman akan menempati Surga ‘Adn selama-lamanya karena telah menerima ajaran Nabi Muhammad dan berbuat baik. Mereka adalah sebaik-baik makhluk. Mereka akan tinggal di surga dalam keadaan rela dan puas.

  1. Hikmah perilaku toleransi
Berikut ini beberapa hikmah apabila sikap toleran diterapkan dengan baik;
  1. Kehidupan masyarakat menjadi rukun dan damai
  2. Tercipta keamanan dan ketentraman hidup antar sesama anggota masyarakat
  3. Terpenuhinya hak-hak masyarakat
  4. Terwujudnya rasa aman dalam menjalankan ibadah masing-masing pemeluk agama
  5. Terlindunginya keberadaan tempat-tempat ibadah
  6. Menumbuhkan persatuan dan rasa kebersamaan sesama anggota masyarakat
  1. Hadist-hadist Toleransi
  2. Lafal dan terjemah hadist
Nabi Muhammad merupakan teladan bagi umat islam. Nabi Muhammad telah mencontohkan sikap toleransi dalam membangun kehidupan di Madinah. Saat itu, kaum muslimin dapat hidup berdampingan dengan kaum yahudi dan nasrani secara damai. Nabi Muhammad telah menyampaikan dalam banyak hadist agar umat islam senantiasa mengembangkan sikap toleransi. Adapun hadist Nabi Muhammad yang berkaitan dengan sikap toleransi, diantaranya seperti berikut:
  1. Hadist dari Ibnu Umar r.a
عَنِ ابْنِ عَمْرٍ رضي الله عنه انّ رسولَ اللهِ عليه وسلّم قَالَ : خَيْرُالْأَصْحَابِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِصَاحِبِهِ وَخَيْرُ الْجِيْرَانِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِجَارِهِ (اخرجه احمد واالترمذي وابن حبان والحاكم والبيهقي وسعيد بن منصور والدارمي والبخاري وابن خزيمة)
Artinya:“Dari Ibnu Umar r.a, sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “sebaik-baiknya sahabat disisi Allah adalah yang paling baik diantara mereka terhadap sesama saudaranya. Dan, sebaik-baik tetangga disisi Allah adalah yang paling baik diantara mereka terhadap tetangganya.”(HR. Ahmad, Turmudzi, Ibnu Hibban, Baihaqi, Sa’id bin Manshur, ad-Darimi, Bukhari, dan Ibnu Khuzaimah)
  1. Hadist dari Anas bin Malik
عَنْ اَنَسٍ رضيَ اللهُ عنهُ انّ رسولَ اللهِ صلّى اللهُ عليهِ وسلّمَ قالَ: وَاَّلذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَا يُؤمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ (اخرجه مسلم وابو يعلى)
Artinya:“Dari Anas bin Malik r.a, sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda; “Demi (Allah) yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah beriman seorang hamba sehingga dia mencintai tetangganya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.”(HR. Muslim dan Abu Ya’la)
  1. Arti mufradat
  2. Hadist dari Ibnu Umar
Lafal
Arti
خَيْرُ اْلأَصْحَابِ
Sebaik-baik sahabat
عِنْدَ اللهِ
Disisi Allah
خَيْرُهُمْ
Paling baik diantara mereka


Lafal
Arti
لِصَاحِبِهِ
Terhadap sahabatnya
وَخَيْرُالْجِيْرَانِ
Dan sebaik-baik tetangga
لِجَارِهِ
Terhadap tetangganya

  1. Hadist dari Anas bin Malik
Lafal
Arti
Lafal
Arti
عَبْدٌ
Seorang hamba
وَالَّذِى
Demi yang
حَتَّى
Sampai
نَفْسِى
Jiwaku
يُحِبُّ
Dia mencintai
بِيَدِهِ
Di tangan-Nya
لِجَارِهِ
Tetangganya
لاَ
Tidak
لِنَفْسِهِ
Terhadap dirinya sendiri
يُؤْمِنُ
Beriman

  1. Kandungan Hadist
Hadist dari Ibnu Umar mengajarkan agar umat islam saling membantu dan bersikap toleran terhadap tetangga dan memenuhi hak-hak tetangga. Keberadaan tetangga tidak berbeda dengan anggota keluarga dalam memengaruhi kepribadian seseorang. Akibat sering berinteraksi, mereka bisa mengetahui rahasia yang tidak diketahui oleh masyarakat umum. Kebaikan seseorang di buktikan dengan besarnya kesabaran dirinya saat berinteraksi bersama tetangganya. Oleh karena itu, para tetangga dan kawan tidak akan melontarkan pujian dan sanjungan, kecuali setelah mereka melihat cara pergaulan yang baik dan moral yang luhur pada dirinya. Maka, kembali pada sebuah pedoman, seseorang tidak bisa dikenali dengan baik, kecuali melalui pergaulan. Rahasia ini hanya berada di tangan keluarga, tetangga, dan sahabat dekat.
Hadist yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik menunjukkan bahwa seorang mukmin merasa senang dan gembira bila saudaranya seiman merasakan hal yang sama dengan yang dia rasakan. Begitu juga, dia ingin agar saudaranya itu mendapatkan kebaikan seperti yang di anugerahkan kepadanya. Hal ini bisa terealisasi manakala dada seorang mukmin secara sempurna terselamatkan dari penyakit iri dan dengki. Sebab sifat dengki mengindikasikan bahwa si pendengki tidak suka bila kebaikan seseorang melebihi dirinya atau bahkan menyamainya. Dia ingin agar kelebihan yang ada padanya selalu di atas orang lain. Ia tidak ingin ada orang yang menyainginnya. Sedangkan keimanan mengindikasikan sebaliknya yaitu agar semua orang yang beriman sama-sama diberikan kebaikan seperti dirinya, tanpa dikurangi sedikitpun.
  1. Penerapan Toleransi
Toleransi terhadap umat agama lain maupun tetangga harus kita terapkan dalam kehidupan setiap hari. Berikut ini beberapa bentuk penerapan sikap toleran;
  1. Saling menghormati, memuliakan, dan saling tolong menolong terhadap sesama tetangga.
  2. Saling membantu keperluan masing-masing tetangga.
  3. Tidak memaksakan keyakinan kepada orang lain karena tidak dibenarkan agama dan akal sehat.
  4. Sabar dalam menghadapi sikap orang-orang yang mendustakan islam, sebagaimana para rasul terdahulu.
  5. Bergaul dengan sesama tanpa membedakan agamanya.



Semoga harimu dipenuhi kebahagiaan
Belajar dengan penuh senang ...




Al-Qurán Hadis_7MTS_semester ganjil

Al-Qur'an Hadits
Semester 1


  1. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an berasal dari bahasa arab قرا- ىقرا- قراءن- وقرانا yang berarti bacaan. Sebagaian ulama’ menyebutkan bahwa kata alqur’an adalah masdar yang di artikan dengan isim maf’ul, yakni maqru’ artinya sesuatu yang dibaca. Maksudnya, Al-Qur’an itu adalah bacaan yang di baca. Secara istilah, Al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, secara berangsur-angsur melalui Malaikat Jibril dan membaca adalah ibadah.
Al-Qur’an adalah sumber hukum islam yang pertama. Sebagai sumber hokum yang pertama dan pedoman hiduo manusia, Al-Qur’an memiliki beberapa keistimewaan dan kelebihan dibanding kitab-kitab suci lainnya, diantaranya:
  1. Al-Qur’an memuat kalam-kalam Allah yang menjadi peoman hidup manusia sepanjang masa.
  2. Al-Qur’an adalah sumber ilmu pengetahuan sehingga seluruh fenomena yang terjadi di alam semesta tidak akan pernah berlawanan dengan apa yang Allah swt, ciptakan.
  3. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah swt dengan suatu gaya bahasa yang istimewa, mudah, tidak sulit bagi siapa pun untuk memahaminya dan tidak sulit pula mengamalkannya, jika disertai dengan keikhlasan hati dan kemauan yang kuat.
  1. Nama-Nama Al-Qur’an
Di dalam al-Qur’an terdapat banyak nama-nama al-Qur’an. Dibalik nama itu kita akan memahami fungsi al-Qur’an.
  1. Al-Qur’an
Nama yang paling _aka da adalah al-Qur’an itu sendiri, Allah menyebutkannya 58 kali. Penyebutan berulang-ulang itu menjadi peringatan bagi kita agar Al-Qur’an selain bacaan juga merupakan petunjuk dalam hidup.
  1. Al-Kitab
Artinya, wahyu yang tertulis. Menurut Syaikh Abdullah ad Diros, penamaan dengan al-Kitab menunjukkan bahwa al-Qur’an tertulis dalam mushaf dan hendaknya melekat di dalam hati. Rasulullah bersabda: “Orang yang di dalam hatinya tidak ada sedikitpun al-Qur’an, bagaikan rumah yang rusak” (al-Hadist).
  1. Al-Huda
Artinya, Sebagai petunjuk (al-Huda) merupakan fungsi utama dari diturunkannya al-Qur’an. Kita tidak dapat menjadikan al-Qur’an sebagai petunjuk jika kita tidak membaca dan memahaminya, serta mengamalkannya dengan baik.
  1. Rahmah
Berarti rahmat, terutama bagi orang-orang yang beriman.
  1. Nur
Berarti cahaya penerang. Konsekuensi dari pemahaman ini adalah dengan menjadikan al-Qur’an sebagai cahaya yang menerangi jalan hidup kita. Kita melihat tuntunan al-Qur’an, kemudian melangkah dengan tuntunan itu.
  1. Ruh
Berarti ruh sebagai penggerak. Ruh menggerakkan jasad manusia. Dengan nama ini Allah SWT ingin agar al-Qur’an dapat menggerakkan langkah dan kiprah manusia. Terutama perannya untuk memberikan peringatan kepada seluruh manusia bahwa tidak ada Ilah selain Allah
  1. Syifa’
Berarti obat. Al-Qur’an merupakan obat penyakit hati dari kebodohan, musyrik, kekafiran dan munafik.
  1. Al-Haq
Berarti kebenaran.
  1. Bayan
Berarti penjelasan atau penerangan.
  1. Mauizhoh
Berarti pelajaran dan nasehat.
  1. Dzikr
Berarti yang mengingatkan.
  1. Naba’
Berarti berita. Di dalam al-Qur’an memuat berita-berita umat terdahulu dan umat yang akan _aka d.
  1. Fungsi Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai kitab suci terakhir yang diturunkan Allah memiliki fungsi, sebagai berikut.
  1. pedoman hidup manusia
Kehidupan manusia penuh dengan sebagai persoalan, dari persoalan yang paling ringan sampai yang paling berat. Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia. Al-Qur’an merupakan pedoman sekaligus menjadi dasar hukum bagi manusia dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Pada zaman Rasulullah saw. Semua persoalan dapat di selesaikan langsung. Jika ada persoalan, maka Allah memberi petunjuk melalui wahyu. Setelah Rasulullah tiada, manusia perlu pedoman agar kehidupan terarah. Wahyu-wahyu Allah yang di himpun dalam sebuah kitab yang bernama Al-Qur’an tersebut menjadi pedoman yang lengkap bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan Allah swt, _aka d manusia, dadengan alam lingkungannya. Di dalam Al-Qur’an, terdapat penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Firman Allah dalam Surah Al-Jasiyah ayat 20:
هَذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Artinya: “(Al-Qur’an) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini” (Q.S Al-Jasiyah 20)
  1. Sebagai pembenar kitab-kitab terdahulu
Salah satu tujuan diturunkannya Al-Qur’an selain mengoreksi kitab-kitab terdahulu dari tangan-tangan orang yang merubahnya, juga sebagai pembenar bahwa kitab-kitab terdahulu juga berasal dari Allah swt. Allah swt Berfirman dalam surat Ali ‘Imran ayat 3:
Artinya: “dia menurunkan kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil”.(Q.S Ali ‘Imran 3).
  1. Sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan
Al-Qur’an membawa berita gembira dan peringatan bagi orang-orang yang mengingkarinya. Di samping itu, Al’Qur’an menjelaskan kriteria-kriteria golongan yang memperoleh berita gembira dan yang mendapatkan ancaman dan peringatan. Allah swt berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 188:.
Artinya : Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan Sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”.
  1. Sebagai sumber pokok ajaran islam
Al-Qur’an merupakan sumber pokok ajaran islam yang pertama. Di dalamnya terdapat keterangan-keterangan yang dibutuhkan oleh manusia untuk mengolah alam semesta ini. Bahkan, sumber pokok tersebut tidak hanya mengantarkan manusia untuk bahagia di dunia tapi juga bahagia di akhirat.
Allah berfirman dalam Surah Yunus ayat 37 :
Artinya : “Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.”
  1. Pengertian Hadits
Hadits adalah segala perkataan, perbuatan, ketetapan dan persetujuan (takrir) dari Nabi Muhammad saw, yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama islam. Secara bahasa hadits berasal dari kata “hadasa” yang berarti baru. Hadits juga berarti “khabar” artinya berita. Istilah lain yang identik dengan hadits adalah sunnah, namun beberapa ulama’ membedakan pengertian keduanya.
Pengertian sunnah inilah yang identik dengan hadits. Meskipun beberapa ulama’ membedakan bahwa hadits adalah segala sesuatu yang dinukil dari Rosulullah saw, sedangkan sunnah adalah amalan-amalan yang dilakukan Rosulullah saw dan para sahabatnya yaitu kehidupan yang hidup dimasa beliau.
Hadits sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Setiap ummat islam wajib mengakui dan mengikuti petunjuk yang ada dalam hadits. Mengikuti hadits Rasulullah saw berarti menaati Allah dan rosul-Nya. Firman Allah swt :
Artinya: “….apa yang di berikan rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (Q.S Al-Hasyr 7)
Ayat tersebut memberi petunjuk secara umun yakni semua perintah dan larangan yang berasal dari Nabi Muhammad saw. Wajib di patuhi oleh orang-orang yang beriman. Dengan demikian ayat ini mempertegas posisi hadits sebagai sumber ajaran islam. Oleh karena itu kewajiban patuh kepada Rasulullah saw, merupakan penerapan keimanan seseorang. Firman Allah swt :
Artinya: “Barang siapa yang mengikuti Rasul maka sesungguhnya ia telah menaati Allah…..”. (Q.S An-Nisa’ 80)
Taat kepada Allah swt dan Rasulullah saw akan selalu mendapat petunjuk dari Allah swt. Rasulullah saw bersabda :
قل رسول ا لله صلي عليه وسلم : تركت فيكم ا مرين لن تضلوا ابداماان تمسكتم بهما كتا ب ا لله وسنة رسوله (رواه مسلم)
Artinya: Rasulullah saw bersabda: “Aku tinggalkan dua perkara untukmu sekalian, dan kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, selama kalian selalu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnah rosul-Nya.” (H.R. Muslim)

  1. Fungsi Hadits
Hadits memiliki beberapa fungsi, seperti : menguatkan dan menegaskan hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an, hujjah yaitu argumentasi yang bersifat naqliyah, setelah Al-Qur’an, bayan yakini menjelaskan kandungan Al-Qur’an yang masih bersifat global atau blum terperinci, dan manhaj, yaitu pedoman amaliyah bagi kaum muslimin.
Fungsi hadits Nabi Muhammad saw sebagai bayan adalah untuk menjelaskan isi kandungan Al-Qur’an. Dalam kedudukannya sebagai bayan (penjelas) Al-Qur’an, hadits memiliki fungsi sebagai berikut:
  1. Menguatkan dan menjelaskan hukum-hukum yang tersebut dalam Al-Qur’an yang di kenal dengan istilah fungsi ta’kid, yaitu memperkuat sesuatu yang telah ditetapkan oleh Al-Qur’an.
  2. Memberikan penjelasan (bayan) terhadap apa yang dimaksud dalam Al-Qur’an dalam hal :
  3. Menjelaskan arti yang masih _ocial_tau ijmal seperti kata salat, karena dapat saja salat itu berarti do’a sebagaimana dipakai secara umum pada waktu itu. Kemudian Nabi saw, melakukan serangkaian perbuatan yang terdiri dari ucapan dan perbuatan dalam rangka menjelaskan apa yang dimaksud salat pada ayat tersebut.
  4. Merinci apa-apa yang dalam Al-Qur’an disebutkan secara garis besar misalnya, menentukan waktu-waktu salat yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
  5. Membatasi apa-apa yang dalam Al-Qur’an disebutkan secara umum, misalnya hak kewarisan anak laki-laki dan anak perempuan.
  6. Menetapkan sesuatu hukum dalam hadits yang secara jelas tidak ada dalam Al-Qur’an


Jangan lupa tersenyum ...
Semangat belajarnya 😊